Opini Mubha Kahar Muang
Nefertiti, Perempuan Mesir Bergelar Firaun
Ratu Nefertiti memerintah bersama dengan Akhenaten, karenanya Nefertiti juga disebut bergelar firaun.
Dengan kematian Akhenaten, penyembahan kepada Dewa Aten yang dianutnya lambat laun kehilangan pengikut.
Tutankhaten putranya yang menggantikannya, pada tahun ke-2 pemerintahannya berganti nama menjadi Tutankhamun lalu meninggalkan Amarna kota Akhetaten yang dibangun ayahnya.
Kota Akhetaten atau Amarna, kemudian dihancurkan oleh Horembeb.
Akhenaten, Nefertiti dan Tutankhamun kemudian dihapus dari daftar resmi Firaun. Monumen raja Tutankhamun dihancurkan, lokasi makam terlupakan dan tertimbun puing-puing tetapi terselamatkan dari penjarahan, hingga ditemukan kemudian dalam keadaan utuh.
Walaupun makam Ratu Nefertiti belum ditemukan, tetapi patung sedada ratu yang terkenal kecantikannya, masih menjadi perbincangan yang menarik.
Patung tersebut adalah karya pematung utama Mesir kala itu, Thutmose. Terbuat dari gips dengan tinggi 47 cm yang kemudian melahirkan selisih pendapat antara pemerintah Jerman dengan Mesir.
Konon, arkeolog Jerman, Ludwig Borchardt dan timnya, pada tahun 1912 ketika melakukan penggalian di sekitar sanggar pematung kerajaan Mesir Kuno itu, mendapat ijin dari lembaga yang mengurusi warisan budaya Mesir untuk membawa sebagian hasil galian tersebut ke Jerman, termasuk patung Ratu Nefertiti.
Pada tahun 1920 pengusaha Henri James Simon menghibahkan patung tersebut dan terdaftar sebagai milik Museum Jerman. Pemerintah Mesir meyakini, patung tersebut diselundupkan keluar Mesir.
Kisruh tentang patung ini tidak berhenti. Keaslian dari patung tersebut dipertanyakan oleh ahli sejarah dari galeri seni Swiss, Henri Stierlin yang mengatakan bahwa patung tersebut hanya tiruan yang dibuat tahun 1912. Stierlin, pengarang puluhan karya tulis Mesir, Timur Tengah dan Islam kuno mengatakan bahwa patung yang dipamerkan di Museum Altes Jerman tersebut atas pesanan arkeolog Jerman, Ludwig Borchardt. Dibuat oleh seorang seniman bernama Gereardt Marks. Pernyataan itu dibantah oleh pemerintah Mesir.
Terlepas dari semua itu, penemuan kota Amarna telah menambah khasanah dan pengetahuan kita tentang sejarah kehadiran Firaun Akhenaten dan Firaun Nefertiti sang permaisuri yang melegenda itu.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.