Waspada, Ternyata Ini Penyebab Kasus DBD di Pattallassang Takalar Melonjak
Data Dinas Kesehatan Takalar, pasien DBD meningkat dari 1 pasien pada September, naik jadi 2 pasien Oktober, dan 7 pasien di November.
Penulis: Makmur | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TAKALAR.COM, PATTALLASSANG - Memasuki musim hujan, pasien penderita Demam Berdarah (DBD) melonjak di Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Data Dinas Kesehatan Takalar, pasien DBD meningkat dari 1 pasien pada September, naik jadi 2 pasien Oktober, dan 7 pasien di November.
Kemudian Desember sedikit turun dengan 5 pasien.
Kepala Puskesmas Pattalassang, Hj Suriana mengatakan genangan air dan sampah menjadi penyebab lonjakan ini.
Ia mencontohkan di Kelurahan Pallantikang tempat kediaman salah satu pasien.
"Ya itu waktu turun di Pallantikang sangat banyak sampah dan air tergenang makanya waktu itu saya sampaikan pak lurah untuk kerja bakti di lokasi itu," katanya.
Hj Suriana juga mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan abatisasi untuk mencegah DBD.
Abatisasi adalah pemberian serbuk abate ke dalam air yang tergenang untuk membunuh jentik nyamuk penyebab DBD.
"Pemberian abate bertujuan untuk membunuh jentik nyamuk," katanya.
Pihaknya juga sering melakukan edukasi pencegahan DBD kepada masyarakat, terkhusus pola hidup bersih.
"Hanya kadang ada yang paham ada yang tidak peduli. Kuncinya harus selalu menguras dan bersih di lingkungannya. Karna kapang ada air tergenang disitu mudah bersarang nyamuk," katanya.
Sebelumnya, sampai November 2024, berdasarkan data Dinas Kesehatan Takalar, tercatat 71 warga Takalar terjangkit penyakit Demam Berdarah (DBD).
Dari 17 puskesmas, Pattallassang menjadi yang tertinggi menangani pasien DBD dengan jumlah 20 kasus.
Tertinggi selanjutnya Puskesmas Manggarabombang dan Puskesmas Polongbangkeng Utara dengan masing-masing 10 kasus.
Jumlah pasien DBD meningkat memasuki pergantian tahun dan musim hujan.
Diketahui terdapat perbedaan signifikan jumlah pasien DBD bulan September (3 kasus), Oktober (11 kasus), dan Desember (14 kasus).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Takalar, Hajil mengatakan musim hujan meningkatkan kerawanan munculnya penyakit DBD.
"Nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD berkembang biak di tempat yang lembab dan gelap. Tempat-tempat seperti selokan, pot tanaman, tempat minum, gelas kaca, sangat rawan dihinggapi nyamuk ini," katanya.
Karenanya, kata Hajil, dihimbau kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan melakukan pola hidup sehat dan bersih.
"Lingkungan perlu dijaga dengan selalu memperhatikan kebersihannya, dengan melakukan tiga M, menutup, mengubur, dan menguras di tempat-tempat yang menampung air," katanya.
Hajil juga mengatakan agar masyarakat segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami ciri-ciri gejala DBD. Karna jika lambat ditangani dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian.
"Ciri-ciri yang utama yaitu demam disertai panas menggigil. Kalau sudah stadium lanjut biasanya disertai dengan keluar darah di hidung," katanya.(*)
Akselerasi Kampus Berdampak, FEB Unismuh Dorong Pemberdayaan Berbasis Potensi Lokal |
![]() |
---|
Firdaus Daeng Manye Ikut Periksa Tekanan Darah di Posko TMMD Topejawa |
![]() |
---|
Usai Pimpin Upacara TMMD, Bupati Takalar Cek Kesehatan di Posko Pemeriksaan Gratis |
![]() |
---|
Bupati Takalar Daeng Manye Dorong Pemerataan Pembangunan Lewat TMMD di Topejawa |
![]() |
---|
Ketua PKK Takalar Salurkan Bantuan ke Korban Angin Puting Beliung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.