Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sekilas tentang Sampetoding Fam Pengusaha Kaya Raya 4 Generasi, Pendiri Perusahaan Tambang

Fam Sampetoding kini jadi perbincangan usai pengusaha Annar Salahuddin Sampetoding disebut terlibat dalam kasus uang palsu di UIN Alauddin.

|
Editor: Sakinah Sudin
Kolase Tribun Timur/ Sakinah Sudin
Annar Sampetoding (Instagram) dan putranya, Aaron Annar Sampetoding (Istimewa).Dalalm rilis Kepolisian Resort Gowa (Polres Gowa), Annar Sampetoding disebut membiayai produksi uang palsu di UIN Alauddin. 

Yayasan Jakpus mempunyai posko bank Sampah di daerah Petamburan Jakarta Pusat, dimana posko ini menjadi pusat pengumpulan barang bekas dan edukasi pemilahan sampah agar dapat menjadi produk bernilai jual ekonomi.

Keterlibatan ASS dalam Kasus Uang Palsu di UIN Alauddin

Diberitakan sebelumnya, Yudhiawan Wibisono mengatakan ada tiga sosok yang mempunyai peran sentral dalam kasus pabrik uang palsu di kampus II UIN Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulsel.

Diketahui, polisi telah menetapkan 17 tersangka sindikat uang palsu di UIN.

"Jadi mereka dibelakang 17 orang ini, perannya berbeda," kata Irjen Yudhiawan Wibisono dalam konferensi pers di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024).

"Tapi peran sentranya ada dari saudara AI, kemudian juga saudara S, ada juga saudara ASS," jelas Yudhi.

Yudhiawan Wibisono menjelaskan sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UIN ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

Rumah tersebut adalah milik ASS.

"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Irjen Pol Yudhiawan, dikutip Tribun-Timur.com.

Lanjut Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS, di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

"Awal pertama ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil," sebutnya.

Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin, kata Yudhi, dibeli seharga Rp 600 juta.

 Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.

"Alat besar itu senilai Rp600 juta di beli di Surabaya namun di pesan dari Cina, alat itu dimasukkan salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa," jelasnya. (Tribun-Timur.com/ Sakinah Sudin/ Erlan Saputra/ Sayyid)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved