Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Uang Palsu di UIN

Jejak Digital Annar Sampetoding Pakai Jas PKS, Kini Dihapus PKS Usai ASS Terlibat Kasus Uang Palsu

Munculnya nama Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) dalam kasus uang palsu UIN Alauddin turut menyeret PKS Sulsel.

Editor: Sakinah Sudin
Instagram
Jejak digital Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) dan Presiden PKS H. Ahmad Syaikhu (kiri) pada acara Dialog Kebangsaan di Hotel Claro Makassar, Rabu (12/7/2023). Kini PKS menghapus foto tersebut. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Pengusaha Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) menyerakan diri ke Mapolres Gowa, Jl Syamsuddin Tunru, Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (26/12/2024).

Pengusaha asal Toraja itu datang menyerahkan diri setelah 2 kali dipanggil penyidik Satreskrim Polres Gowa.

Annar Sampetoding pertama kali dipanggil polisi untuk diperiksa, Senin (23/12/2024), namun mangkir.

Polisi kemudian melayangkan panggilan untuk pemeriksaan kedua, Jumat (27/12/2024).

Annar akhirnya menyerahkan diri Kamis malam.

Demikian informasi diperoleh Tribun-Timur.com dari sumber di Polres Gowa.

Annar datang untuk menyerahkan diri pada pukul 19.00 Wita.

Ketua Umun DEIT (Dewan Ekonomi Indonesia Timur) dan mantan Wakil Ketua Umum Kadin (Kamar Dagang dan Industri) itu didampingi pengacaranya.

PKS Hapus Foto Annar Sampetoding

Munculnya nama Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) dalam kasus uang palsu UIN Alauddin turut menyeret Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulawesi Selatan (Sulsel).

ASS disebut-sebut sebagai petinggi PKS wilayah Sulsel.

ASS dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu pernah beberapa kali bertemu.

Penelusuran Tribun-Timur.com, Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) dan Ahmad Syaikhu bertemu pada acara Dialog Kebangsaan di Hotel Claro Makassar, Rabu (12/7/2023).

Momen itu jadi tanda Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) resmi bergabung dengan PKS.

Hal itu ditandai dengan penyematan jas PKS dilakukan oleh Presiden PKS, H. Ahmad Syaikhu di sela acara.

Pada saat itu, Annar Sampetoding mengaku dirinya sudah 20 tahun bersama PKS.

Momen kebersamaan ASS dan Ahmad Syaikhu itu turut di posting di web PKS dengan judul Annar Sampetoding Mesra dengan Presiden PKS, Isyaratkan Maju Pilgub 2024.

Namun saat link artikel itu dibuka, berita dan fotonya sudah terhapus.

"Halaman tidak ditemukan
 
Mohon maaf, konten yang anda cari tidak tersedia," demikian tertulis dalam halaman tersebut.

Meski beritanya sudah dihapus, link-nya tetap tidak berubah yakni https://sulsel.pks.id/2023/07/annar-sampetoding-mesra-dengan-presiden-pks-isyaratkan-maju-pilgub-2024/

Momen lain kebersamaan Annar Sampetoding dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu pada Kamis (14/7/2023).

Annar Sampetoding pernah menjamu Ahmad Syaikhu di rumahnya, di Jl Sunu 3, Kota Makassar, Sulsel.

Hadir pula Ketua DPW PKS Sulsel, Muhammad Amri Arsyid.

Kunjungan itu dilakukan setelah sesi Dialog Kebangsaan yang digelar di Makassar.

Di mana Annar bertindak sebagai tuan rumah dan tokoh penting dalam diskusi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Hubungan Annar dengan Ahmad Syaikhu tidak sebatas pertemuan itu.

Annar mengaku pernah jadi Dewan Pakar PKS Sulsel dan salah satu tokoh yang berkontribusi besar dalam membangun jaringan PKS Sulsel.

Dalam pernyataannya di kutip dari laman PKS Sulsel, Annar menegaskan loyalitasnya kepada PKS

Terlebih menilai bahwa PKS merupakan partai yang terbuka dan modern.

“Saya dulu membangun PKS, dan saya merasa kembali untuk membangun PKS,” ucap Annar.

PKS Sulsel Bantah Annar Kader

Annar pernah mengaku sebagai bagian dari PKS dan memegang jabatan selaku Dewan Pakar PKS Sulsel.

Namun, pengakuan Annar ini dibantah pengurus PKS.

Sekretaris PKS Sulsel, Rustang Ukkas menegaskan Annar Salahuddin Sampetoding bukanlah bagian dari PKS.

Dalam sistem keanggotaan PKS, nama Annar tidak terdaftar.

"Nama beliau tidak ada dalam sistem kami, karena tidak pernah daftar di PKS," katanya saat dihubungi Tribun-Timur.com, Senin (23/12/2024).

Terkait pernyataan Annar yang mengaku sebagai Dewan Pakar PKS, kata Rustang, hingga saat ini belum menerima Surat Keputusan (SK) yang membuktikan pengangkatan Annar dalam posisi tersebut. 

"Adapun perkataan beliau sebagai Dewan Pakar PKS, sampai saat ini juga kami belum mendapatkan SK terkait hal tersebut," ujarnya.

"Itu pengakuan beliau dan kami juga menghormati pengakuan beliau," tambahnya.

Namun, ia tak menyangkal jika intensitas hubungan Annar dengan PKS dalam setahun terakhir cukup tinggi, terutama menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Pasalnya, Annar berkeinginan untuk diusung oleh PKS.

"Intens berhubungan dengan PKS satu tahun terakhir menjelang pilkada, karena mau diusung oleh PKS," jelasnya.

Keterlibatan ASS dalam Kasus Uang Palsu di UIN Alauddin

Diberitakan sebelumnya, Yudhiawan Wibisono mengatakan ada tiga sosok yang mempunyai peran sentral dalam kasus pabrik uang palsu di kampus II UIN Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulsel.

Diketahui, polisi telah menetapkan 17 tersangka sindikat uang palsu di UIN.

"Jadi mereka dibelakang 17 orang ini, perannya berbeda," kata Irjen Yudhiawan Wibisono dalam konferensi pers di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024).

"Tapi peran sentranya ada dari saudara AI, kemudian juga saudara S, ada juga saudara ASS," jelas Yudhi.

Yudhiawan Wibisono menjelaskan sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UIN ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

Rumah tersebut adalah milik ASS.

"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Irjen Pol Yudhiawan, dikutip Tribun-Timur.com.

Lanjut Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS, di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

"Awal pertama ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil," sebutnya.

Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin, kata Yudhi, dibeli seharga Rp 600 juta.

 Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.

"Alat besar itu senilai Rp600 juta di beli di Surabaya namun di pesan dari Cina, alat itu dimasukkan salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa," jelasnya. (Tribun-Timur.com/ Sakinah Sudin/ Erlan Saputra/ Sayyid)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved