Uang Palsu di UIN
Bakal Jadi 'Jumat Keramat'? Polisi Akan Periksa Annar Salahuddin Sampetoding soal Uang Palsu Besok
Penyidik Satreskrim Polres Gowa telah melayangkan surat panggilan kedua kepada Annar Salahuddin Sampetoding alias ASS, pengusaha diduga terlibat
Penulis: Sayyid Zulfadli Saleh Wahab | Editor: Edi Sumardi
SUNGGUMINASA, TRIBUN-TIMUR.COM - Penyidik Satreskrim Polres Gowa telah melayangkan surat panggilan kedua kepada Annar Salahuddin Sampetoding alias ASS, seorang pengusaha yang diduga terlibat dalam sindikat peredaran uang palsu.
Annar dipanggil polisi untuk diperiksa terkait kasus menyandungnya.
Pemeriksaan kedua dijadwalkan pada Jumat (27/12/2024), setelah dia mangkir dari panggilan pertama.
Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, berharap Annar dapat menunjukkan sikap kooperatif dengan memenuhi panggilan tersebut.
"Sebagai penyidik, kami sudah melayangkan panggilan kedua. Kami berharap yang bersangkutan (ASS) hadir agar dapat memberikan keterangan yang kami butuhkan," ujar AKBP Reonald, Kamis (26/12/2024).
Menurutnya, ASS dikenal sebagai sosok yang berpendidikan sehingga seharusnya memahami pentingnya kepatuhan terhadap hukum.
"Saya yakin yang bersangkutan adalah orang berpendidikan dan taat hukum. Maka dari itu, kami harap ia dapat kooperatif," tambahnya.
Kapolres juga menegaskan, apabila ASS kembali mangkir, pihaknya akan mengambil tindakan tegas sesuai prosedur hukum.
"Jika panggilan kedua tidak dipenuhi, kami akan menjemputnya secara paksa dengan surat perintah membawa. Namun, harapan kami tetap agar ia hadir secara sukarela," jelas AKBP Reonald.
Baca juga: Tetangga: Juru Masak Annar Salahuddin Sampetoding Belanja Pakai Uang Palsu Pecahan Rp 100 Ribu
ASS disebut memiliki peran penting dalam pengungkapan kasus ini. Keterangannya dianggap krusial untuk melengkapi penyidikan terkait sindikat uang palsu yang melibatkan 17 tersangka lain.
"Keberadaan ASS bukan dalam daftar pencarian orang (DPO). Saat ini, DPO sindikat uang palsu ada tiga orang, dan identitas dua di antaranya sudah kami kantongi," pungkas Kapolres.
Sebelumnya, nama ASS mencuat dalam kasus sindikat uang palsu yang diproduksi di dalam Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa. Sosok ini disebut memainkan peran penting dalam jaringan tersebut.
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, menyebut rumah ASS di Jl Sunu 3, Kota Makassar, menjadi lokasi awal produksi uang palsu sebelum dipindahkan ke kampus UIN Alauddin.
"Produksi awal dilakukan di rumah ASS di Jl Sunu. Namun, karena jumlah yang akan dicetak meningkat, mereka memindahkan produksi ke Kampus UIN di Gowa untuk menggunakan alat berkapasitas lebih besar," ungkap Irjen Pol Yudhiawan, Kamis (19/12/2024).
Mesin cetak uang palsu berbobot dua ton, senilai Rp600 juta, didatangkan dari China melalui Surabaya. Mesin tersebut diselundupkan ke Kampus UIN oleh salah satu tersangka, Andi Ibrahim (AI), dengan dalih mencetak buku-buku perpustakaan.
Selain ASS, polisi juga menyoroti peran dua tersangka lain, yakni AI dan seorang tersangka berinisial S, dalam jaringan ini. Ketiganya disebut sebagai otak utama sindikat tersebut.
"Kami akan terus mengejar tiga DPO yang belum tertangkap. Kasus ini akan kami tuntaskan hingga tuntas," tegas Irjen Pol Yudhiawan mengatakan.(*)
Ternyata Uang Palsu Buatan Syahruna di Perpus UIN Lolos Mesin Penghitung |
![]() |
---|
Jaksa: Annar Minta Syahruna Produksi Uang Palsu di Jl Sunu Makassar |
![]() |
---|
Sosok Hakim Perempuan Pimpin Sidang Kasus Uang Palsu UIN di PN Sungguminasa Gowa |
![]() |
---|
Besok Sidang Perdana 4 Tersangka Uang Palsu UIN Alauddin, Termasuk Andi Ibrahim |
![]() |
---|
Beda Pengakuan Syahruna dengan Annar Sampetoding terkait Mesin Cetak Uang Palsu di UIN Alauddin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.