Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Ketulusan Ibu, Inspirasi untuk Pembangunan Masyarakat Berdaya

Di Sulawesi Selatan, peran ibu tidak hanya terbatas di rumah tangga, tetapi juga dalam sektor ekonomi, sosial, hingga pendidikan.

Editor: Sudirman
Ist
Ahmad Helmy, ASN BPS Provinsi Sulawesi Selatan 

Oleh: Ahmad Helmy

ASN BPS Provinsi Sulawesi Selatan

TRIBUN-TIMUR.COM - HARI Ibu yang dirayakan setiap 22 Desember bukan hanya sekadar penghormatan terhadap sosok perempuan yang menjadi ibu dalam keluarga.

Lebih dari itu, Hari Ibu menjadi momen refleksi untuk mengapresiasi peran strategis ibu dalam mendorong pembangunan masyarakat berdaya.

Di Sulawesi Selatan, peran ibu tidak hanya terbatas di rumah tangga, tetapi juga dalam sektor ekonomi, sosial, hingga pendidikan.

Ibu sebagai Penggerak Ekonomi

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa kontribusi perempuan Sulawesi Selatan dalam sektor ekonomi semakin meningkat.

Pada Agustus 2024, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan di Sulsel mencapai 52,68 persen, naik dibandingkan tahun sebelumnya.

Banyak di antara mereka adalah ibu yang berperan ganda, baik sebagai pengurus rumah tangga maupun pencari nafkah.

Selain itu, survei BPS juga mencatat bahwa mayoritas perempuan bekerja di sektor informal seperti pertanian, perdagangan, dan industri rumahan.

Misalnya, data Sensus Pertanian 2023 mencatat 40 persen dari total tenaga kerja perempuan di Sulsel terlibat dalam usaha tani, termasuk budidaya hortikultura, peternakan, dan perikanan.

Dalam peran ini, ibu bukan hanya menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan daerah.

Namun, tantangan besar masih ada. Upah rata-rata pekerja perempuan di Sulsel masih lebih rendah dibandingkan laki-laki. Pada 2023, rata-rata upah perempuan hanya mencapai 80 persen dari upah laki-laki.

Ketimpangan ini perlu menjadi perhatian, sebab meningkatkan kesejahteraan ibu berarti meningkatkan kualitas hidup keluarga secara keseluruhan.

Pendidikan dan Kesehatan Anak Berawal dari Peran Ibu

BPS juga mencatat pentingnya peran ibu dalam membangun generasi penerus yang berkualitas.

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023, tingkat pendidikan ibu memiliki korelasi erat dengan akses pendidikan anak.

Anak dari ibu yang berpendidikan tinggi cenderung memiliki peluang lebih besar untuk menyelesaikan pendidikan hingga jenjang universitas.

Namun, di Sulsel, masih terdapat disparitas pendidikan ibu antara wilayah perkotaan dan perdesaan.

Di kota, rata-rata lama sekolah perempuan mencapai 8,59 tahun, sementara di desa hanya 7 tahun.

Hal ini menunjukkan bahwa ibu di daerah perdesaan masih menghadapi kendala dalam memperoleh akses pendidikan, baik karena faktor ekonomi maupun sosial budaya.

Selain pendidikan, ibu juga menjadi garda terdepan dalam menjaga kesehatan keluarga.

Data Dinas Kesehatan pada 2023 mencatat bahwa angka prevalensi balita stunting di Sulsel mencapai 27,4 persen, meskipun ada penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Peran ibu dalam memastikan asupan gizi anak, meskipun dalam kondisi ekonomi terbatas, menjadi kunci dalam upaya menurunkan angka stunting.

Ketulusan Ibu dalam Menumbuhkan Masyarakat Berdaya

Ketulusan ibu tercermin dalam cara mereka menghadapi berbagai tantangan dengan penuh kasih dan pengorbanan.

Di Sulsel, ibu-ibu dari berbagai latar belakang menunjukkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial yang tinggi.

Contohnya, banyak kelompok ibu yang terlibat dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), seperti produksi makanan tradisional atau kerajinan lokal. 

Data BPS menunjukkan bahwa kontribusi UMKM terhadap ekonomi Sulsel mencapai lebih dari 60 persen pada 2023, dan mayoritas UMKM dikelola oleh perempuan.

Dengan dukungan yang tepat, seperti pelatihan keterampilan, akses modal, dan pemasaran digital, para ibu ini dapat menjadi motor penggerak pembangunan masyarakat yang mandiri dan berdaya.

Selain itu, ibu juga memainkan peran dalam pelestarian budaya lokal.

Dalam keluarga-keluarga Bugis-Makassar, ibu sering kali menjadi penjaga tradisi termasuk dalam penggunaan bahasa daerah dan pengajaran nilai-nilai budaya kepada anak-anak mereka.

Hal ini penting untuk menjaga identitas lokal di tengah derasnya arus globalisasi.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Membangun masyarakat berdaya tidak dapat dilepaskan dari upaya memberdayakan ibu.

Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

(1) Peningkatan Akses Pendidikan, Pemerintah dan lembaga terkait perlu memperluas program pendidikan nonformal bagi ibu, terutama di daerah perdesaan. 

(2) Dukungan Ekonomi, Program bantuan modal usaha yang ditujukan khusus untuk perempuan perlu diperluas.

Selain itu, pelatihan kewirausahaan dan pengelolaan keuangan juga penting untuk membantu ibu mengembangkan usaha mereka.

(3) Penguatan Program Kesehatan Ibu dan Anak, program pemberian makanan tambahan dan edukasi gizi perlu terus digencarkan untuk menekan angka stunting.

Selain itu, peningkatan akses terhadap layanan kesehatan juga menjadi prioritas.

Ketulusan ibu tidak hanya menginspirasi keluarga, tetapi juga menjadi fondasi bagi pembangunan masyarakat yang berdaya.

Dengan memberdayakan ibu, Sulawesi Selatan dapat mencapai kemajuan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Data BPS telah menunjukkan kontribusi besar ibu dalam berbagai aspek kehidupan. Kini, tugas kita adalah memberikan dukungan yang lebih kuat agar peran mereka semakin optimal.

Hari Ibu bukan hanya hari perayaan, tetapi juga momentum untuk merenungkan betapa pentingnya keberadaan ibu dalam membangun masa depan yang lebih baik.

Mari kita terus mendukung dan mengapresiasi peran ibu dalam segala lini kehidupan. Selamat Hari Ibu, “Perempuan menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045”.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved