Uang Palsu di UIN
Polisi Panggil Terduga Bohir Uang Palsu di Kampus UIN Alauddin
Penyidik Polres Gowa telah melayangkan surat kepada pengusaha berinisial ASS yang diduga menjadi bohir dalam kasus sindikat uang palsu.
Penulis: Sayyid Zulfadli Saleh Wahab | Editor: Edi Sumardi
Laporan jurnalis Tribun-Timur.com, Sayyid Zulfadli
SUNGGUMINASA, TRIBUN-TIMUR.COM - Penyidik Polres Gowa telah melayangkan surat kepada pengusaha berinisial ASS yang diduga menjadi bohir dalam kasus sindikat uang palsu.
Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Bahtiar mengonfirmasi hal tersebut.
"Sudah kami kirim surat pemeriksaan ke ASS," katanya, Sabtu (21/12/2024)
Penyidik Polres Gowa mengirimkan surat panggilan pemeriksaan lantaran ASS disebut kuat terlibat dalam kasus uang palsu.
Tak hanya itu, ASS diduga punya peran penting pada sindikat uang palsu.
Satreskrim Polres Gowa telah meringkus 17 tersangka sindikat kasus uang palsu.
Nama ASS mencuat dalam kasus peredaran uang palsu diproduksi dari dalam kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Jl HM Yasin Limpo, Kelurahan Romangpolong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel)
Bahkan, sosok ASS dikabarkan seorang pengusaha itu disebut mempunyai peran sentral dalam kasus peredaran uang palsu tersebut.
Baca juga: Sosok ASS Terlibat di Bisnis Uang Palsu di UIN Alauddin, Kerabat Jenderal dan Balon Gubernur Sulsel
Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono mengatakan sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UIN ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah di Jl Sunu 3, Kota Makassar
Rumah tersebut adalah milik ASS.
"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Irjen Pol Yudhiawan saat rilis pengungkapan sindikat uang palsu di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulsel, Kamis (19/12/2024) siang.
Lebih lanjut dijelaskan Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS, di Jl Sunu 3, Kota Makassar
Namun, karena jumlah uang yang akan dicetak membutuhkan mesin dengan kapasitas lebih besar, akhirnya dipindahkan ke UIN.
"Awal pertama ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil," sebutnya.
Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin, kata Yudhi dibeli seharga Rp 600 juta.
Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.
"Alat besar itu senilai Rp600 juta di beli di Surabaya namun di pesan dari Cina, alat itu dimasukkan salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa," bebernya.
Lebih lanjut Yudhi memaparkan, dalam kasus itu, ada tiga sosok yang mempunyai peran sentral. Salah satunya, ASS.
"Jadi mereka dibelakang 17 orang ini, perannya berbeda, tapi peran sentranya ada dari saudara AI kemudian juga saudara S, ada juga saudara ASS, ada juga yang DPO," jelas Yudhi.
Ia pun berjanji akan segera menangkap tiga DPO yang berlum terciduk tersebut.
"DPO ini akan kita tangkap juga dan akan tuntas nanti kita periksa," tegasnya mengatakan.(*)
Ternyata Uang Palsu Buatan Syahruna di Perpus UIN Lolos Mesin Penghitung |
![]() |
---|
Jaksa: Annar Minta Syahruna Produksi Uang Palsu di Jl Sunu Makassar |
![]() |
---|
Sosok Hakim Perempuan Pimpin Sidang Kasus Uang Palsu UIN di PN Sungguminasa Gowa |
![]() |
---|
Besok Sidang Perdana 4 Tersangka Uang Palsu UIN Alauddin, Termasuk Andi Ibrahim |
![]() |
---|
Beda Pengakuan Syahruna dengan Annar Sampetoding terkait Mesin Cetak Uang Palsu di UIN Alauddin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.