Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sindikat Uang Palsu UIN

Andi Ibrahim cs Sempat Dicegat Satpam saat Bawa Mesin Uang Palsu ke UIN, Lolos Alasan Cetak Buku

Mesin cetak berukuran besar itu dibawa Andi Ibrahim cs masuk ke kampus UIN Alauddin Makassar saat malam hari.

Tribun Timur
Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak dan Deputi Direktur Bank Indonesia Sulsel, Edy Kristianto saat podcast bahas waspadai uang palsu di Kantor Tribun Timur Jl Cendrawasih, Makassar, Jumat (20/12/2024) malam. 

Namun tersangka berdalih mesin tersebut untuk mencetak buku dan akan disimpan di perpustakaan.

Sebelumnya diberitakan, Bukan hanya dosen Andi Ibrahim, Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono mengungkapkan ada sosok pengusaha jadi otak pabrik uang palsu di Perpustakaan UIN Alauddin Makassar.

Sosok pengusaha tersebut disebut berinisinal ASS.

Baca juga: Siapa ASS? Pengusaha Tinggal di Jl Sunu Makassar Disebut Punya Peran Sentral Pabrik Uang Palsu UIN

Alamatnya disebutkan terletak di Jalan Sunu Kota Makassar.

Rumah pengusaha berinisinal ASS itu jadi salah satu tempat kejadian perkara percetakan uang palsu.

Setelah mengungkap uang palsu di jalan sunuk, polisi melakukan pengembangan ke kampus UIN Alauddin Makassar.

"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono saat konferensi pers di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024) siang.

Lebih lanjut dijelaskan Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS, di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

Namun, karena jumlah uang yang akan dicetak membutuhkan mesin dengan kapasitas lebih besar, akhirnya dipindahkan ke UIN.

"Awal pertama ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil," sebutnya.

Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin, kata Yudhi dibeli seharga Rp 600 juta.

Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.

"Alat besar itu senilai Rp600 juta di beli di Surabaya namun di pesan dari Cina, alat itu dimasukkan salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa," bebernya.

Lebih lanjut Yudhi memaparkan, dalam kasus itu, ada tiga sosok yang mempunyai peran sentral. Salah satunya, ASS.

"Jadi mereka dibelakang 17 orang ini, perannya berbeda, tapi peran sentranya ada dari saudara AI kemudian juga saudara S, ada juga saudara ASS, ada juga yang DPO," jelas Yudhi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved