Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

In Memoriam H. Muh Tonang: Beliau Pergi Dengan Disertasi Doktornya

Disertasinya setebal 315 halaman berisi 72 hadis dihafal mati oleh almarhum sampai wafatnya.

Editor: Sudirman
DOK PRIBADI
Dosen Universitas Islam Makassar dan Ketua Matan Sulsel, Mahmud Suyuti 

Pada bagian terakhir tulisannya, beliau ingin memastikan untuk melibatkan lansia dalam pengambilan keputusan untuk memakmurkan masjid.

H. Muh. Tonang, lahir di Sanrego Kabupaten Bone pada tanggal 14 September 1974.

Setelah tamat Sekolah Dasar 298 di kampungnya tahun 1987, hijrah nyantri di Ma’had Hadis Biru Kabupaten Bone selesai 1990.

Kemudian kuliah di IAIN (UIN) Alauddin Makassar Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin selesai tahun 1998. Jenjang Magister selesai tahun 2001 pada Institusi yang sama. 

Sementara kuliah di S2 saat itu, diberi amanah untuk menjadi Sekretaris Korcab PMII Sulawesi Selatan.

Tahun 2007 sebagai Pengurus Harian PW GP Ansor Sulawesi Selatan dan terpilih menjadi Ketua Wilayah tahun 2012 di Banom NU tersebut.

Selain itu, juga menjadi Dewan Pembina PW MATAN Sulawesi Selatan, dan sampai sekarang sebagai Ketua Dewan Penasehat GP Ansor Sulawesi Selatan dan salah satu unsur Ketua di Jam’iyah Khalwatiyah Syekh Yusuf al-Makassari.

Sejak tanggal 28 Oktober 2024 dilantik sebagai Sekretaris Tanfidziyah PWNU Sulawesi Selatan masa khidmad 2024-2029 yang dengan posisinya itu almarhum telah merancang renstra, rencana strategi penguatan jamaah dan jamiyah melalui pemberdayaan masjid.

Dalam penyusunan rentsra itu, almarhum dalam prakata disertasinya menulis ucapan terimakasih kepada Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, Menteri Agama RI (2024-2029) yang dengan inspirasi dan nasehatnya yang sejuk penuh hikmah penulis (almarhum) sangat termotivasi dalam menyelesaikan disertasi ini.

Selain sebagai Menteri Agama RI beliau juga Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta yang banyak mengulas tentang masjid dhirar.

Ulasan beliau sekaligus menjadi rujukan penulis dalam disertasi penulis. Demikian tulisan almarhum pada halaman pendahuluan disertasinya. 

Pada paragraph berikutnya almarhum juga menulis ungkapan kekaguman dan doa terhadap kedua orang tuanya, ayahanda almarhum Yuna Jafar dan ibunda almarhumah Hj. Indo Tang yang karena selama hidupnya telah menghabiskan waktu mengasuh penulis, mengayomi dan mendoakan semoga keduanya bahagia di sisi-Nya.

Tidak ketinggalan ulasan almarhum tentang Istrinya tercinta, Nurlina Anas yang senantiasa tulus, ikhlas, tabah dan sabar mendampinginya baik dalam suka dan duka mengayomi anak-anak tersayang, ananda Zahra Nur Ramadhani, Ziyad Ahmadan Ansory, dan Zaydan Ahmad Syahbani.

Merekalah yang senantiasa memberikan nuangsa kebahagian sakīnah mawaddah dalam keluarga penulis, tulis almarhum.

Tidak lupa pula almarhum menyampaikan apresiasi kepada rekan-rekan kerjanya keluarga besar Kantor Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved