Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Uang Palsu di UIN

Mimpi Doktor Andi Ibrahim Jadi Profesor Terancam Pupus karena Jadi Bos Pabrik Uang Palsu

Mimpi Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Dr Andi Ibrahim SAg SS MPd jadi guru besar pun terancam pupus. 

Editor: Muh Hasim Arfah
Dok Tribun
Tersangka pembuat uang palsu Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Dr Andi Ibrahim SAg SS MPd sebentar jadi guru besar.  Hal ini berdasarkan penelitian Andi Ibrahim di akun SINTA.  

TRIBUN-TIMUR.COM- Mimpi Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Dr Andi Ibrahim SAg SS MPd jadi guru besar pun terancam pupus. 

Kini kepolisian menetapkan Doktor Ilmu Perpustakaan ini sebagai tersangka pembuat uang palsu

Dirinya pun sudah memenuhi berbagai syarat. 

Hal ini berdasarkan penelitian Andi Ibrahim di akun SINTA. 

Andi Ibrahim sudah memiliki Jurnal Internasional bereputasi Q1. 

Selain itu, Andi Ibrahim sudah senior sehingga sebentar lagi bisa mengajukan diri sebagai guru besar

Beberapa syarat pun sudah dipenuhi oleh Andi Ibrahim.

Ia pun sudah memenuhi syarat lain seperti menulis buku.

Beberapa syarat untuk menjadi guru besar atau Profesor di Indonesia adalah:

  • Memiliki gelar Doktor (S3) dari perguruan tinggi dalam negeri atau luar negeri
  • Mengajukan kenaikan pangkat minimal 3 tahun setelah lulus S3
  • Memublikasikan artikel ilmiah di jurnal internasional bereputasi sebagai penulis pertama
  • Memiliki pengalaman kerja sebagai dosen minimal 10 tahun
  • Memenuhi angka kredit dosen (KUM) minimal 850 poin untuk pangkat Pembina Utama Madya atau 1.050 poin untuk pangkat
  • Pembina Utama Masih aktif sebagai pendidik di perguruan tinggi
  • Memiliki kewenangan untuk membimbing calon doktor
  • Menulis buku dan karya ilmiah serta menyebarluaskan gagasan untuk masyarakat 

Namun, Andi Ibrahim pun terancam untuk diberhentikan dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) karena terlibat sebagai produsen uang palsu

Wakil Rektor III UIN Alauddin Makassar, Prof Muhammad Khalifah Mustamin tak menampik jika kepala perpustakaan dan satu staf telah ditangkap.

"Terduga pelaku informasi kami terima seperti itu kepala perpustakaan dan ada satu orang staf," katanya kepada wartawan di gedung Rektorat Kampus II UIN Alauddin Makassar, Jl HM Yasin Limpo, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (16/12/2024).

Prof Muhammad Khalifah Mustamin mengaku baru mengetahui hal tersebut seusai viralnya di media sosial tentang pabrik dan peredaran uang palsu melibatkan pegawai UIN Alauddin Makassar.

Sehingga, diakuinya pihaknya masih menunggu rilis resmi dari kepolisian.

Dia berjanji jika oknum pegawai tersebut terbukti terlibat, maka pihak kampus akan berikan sanksi tegas terhadap pelaku. 

"Saya pikir polisi punya mekanisme sendiri terkait dengan itu, yang bisa saya sampaikan terkait dengan itu pasti di internal rektorat akan mengambil tindakan tegas terkait dengan si oknum. Itu yang bisa dilakukan oleh pihak kampus," jelasnya

Sementara itu, Kasih Humas Polres Gowa, Iptu Kusman Jaya membenarkan jika pihaknya tengah menangani kasus percetakan dan peredaran uang palsu.

"Yang jelas kami hanya bisa memberikan keterangan bahwa Polres Gowa memang menangani tentang percetakan dan peredaran uang palsu," katanya, saat ditemui di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (16/12/2024) 

Dia juga membenarkan pihaknya telah mengamankan terduga pelaku.

"Kita belum bisa memberikan keterangan berapa banyak pelaku karena masih tahap pengembangan," jelasnya

Kendati demikian, Kusman Jaya belum banyak berspekulasi soal uang palsu tersebut.

"Karena masih tahap pengembangan jadi kami mohon bisa mengerti tentang itu. Yang jelas sudah ada pelaku ditangkap," ujanya

Selain pelaku polisi juga telah menyita sejumlah barang bukti berkaitan uang palsu itu.

"Barang bukti ada tapi mohon maaf itu saja yang bisa kami berikan informasi kita tunggu pres rilisnya saja," katanya.

 

DPR RI Desak Telusuri Aktor Intelektual

Anggota Komisi III DPR RI Rudianto Lallo, menduga ada sosok pemodal besar dibalik keberadaan mesin pencetak uang palsu di dalam Kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) Samata, Kabupaten Gowa.

Dugaan legislator Nasdem ini, dikuatkan dengan barang bukti mesin berukuran besar yang disita Polres Gowa.

Menurutnya, untuk mengadakan mesin yang cukup canggih seperti itu, dibutuhkan modal yang tidak sedikit.

Tentu, pengadaannya pun kata dia, harus membutuhkan pemodal yang tidak sembarangan.

 Olehnya itu, Rudianto Lallo pun meminta polisi agar tidak berhenti menyelidiki kasus itu hanya pada 15 orang pelaku yang telah ditangkap.

"Saksi-saksi kan sudah ditersangkakan 15 orang itu, kan bisa pengembangan disitu, digali keterangannya," ujar Rudianto Lallo saat ditemui di rumah aspirasi yang bakal diresmikan di Jl AP Pettarani, Makassar, Rabu (18/12/2024) sore.

Anggota Komisi III DPR RI, Rudianto Lallo
Anggota Komisi III DPR RI, Rudianto Lallo (DOK TRIBUN TIMUR)

"Siapa otaknya, siapa pemodalnya minimal. Ini kan pakai uang ini, alatnya canggih pasti mahal harganya, dan siapa bandarnya, kira-kira begitu," sambungnya.

Mantan Ketua DPRD Kota Makassar ini, mensinyalir, 15 tersangka yang diamankan polisi baru sebatas orang lapangan. Bukan aktor intelektual ataupun pemodal dari kejahatan tersebut.

"Siapa pemodalnya, ini yang harus diungkap, bukan pelaku lapangan saja. Kalau pelaku lapangan pasti ada yang nyuruh atau kepala perpustakaannya saja," ungkap Rudianto.

"Atau mungkin kepala perpustakaannya saja. Mungkin ada keterbatasan biaya, ongkos. Nah, ini yang biasa biayayi ini orang besar, ini yang harus diungkap," bebernya.

Selain itu, Rudianto juga menyoroti lambat kasusnya ini diungkapkan ke publik.

Menurutnya, kasus besar seperti ini, sejatinya harus diungkap ke publik secara cepat sebagai bukti transparansi kepolisian dalam menangani sebuah perkara.

"Ini tidak bisa dibiarkan. Kalau kemudian dalam proses tingkat penyelidikan dan penyidikannya terkesan lamban dan sebagainya, kita desak supaya Kapolres tidak bermain-main, penyidik tidak bermain-main," tegas Rudianto.

"Bongkar, ungkap siapa aktor intelektual leadernya, siapa dalangnya? Kok bisa lembaga pendidikan tinggi di bawa kementrian agama itu di dalamnya (ada pabrik uang palsu)," sambungnya.

Terlebih kata dia, mesin pencetak uang palsu itu ditemukan dalam perpustakaan yang notabenenya simbol ilmu pengetahuan.

"Perpustakaan itu simbol ilmu, simbol peradaban ilmu. Kok tiba-tiba kejahatannya ditemukan di dalam perpustakaan," keluhnya.

Sebelumnya diberitakan, 15  pelaku pencetak dan peredaran uang palsu di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) ditangkap.

Demikian disampaikan Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak saat ditemui, di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulsel, Senin (16/12/2024) malam.

AKBP Reonald mengatakan saat ini pihaknya sedang menangani kasus uang palsu.

Menurutnya, pengungkapan uang palsu ini dari awal Desember 2024.

"Benar saat ini sudah ditingkatkan ke penyidikan. Kami mohon waktu, ini masih kami kembangkan lagi," katanya

Dia menyebut, pihaknya telah menangkap 15 tersangka. 

9 tersangka telah di sel tahanan Polres Gowa. Sedangkan 5 pelaku masih dalam perjalanan dari Mamuju dan satu pelaku dalam perjalanan Wajo ke Gowa.

"Sudah 15 tersangka ditangkap. Sembilan sudah kami lakukan penahanan, lima dalam perjalanan dar Mamuju, satu perjalanan dari  Wajo," jelasnya

Mantan Kasat Reskrim Polrestabes Makassar ini tak menampik jika pelaku akan bertambah lagi.

"Mungkin masih ada lagi tersangka lanjutannya. Kami minta sabar dulu masih kami kembangkan," jelasnya. (tribun-timur.com/sayyid zulfadli/muslimin emba)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved