Pemprov Sulsel
Pemprov Sulsel Target 95 Persen Realisasi Belanja, Utang Sisa Rp60 Miliar
Pemprov Sulsel targetkan realisasi belanja 2024 di atas 95 persen meski masih ada sisa utang Rp 60 Miliar yang belum dibayar.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Realisasi belanja Sulsel baru mencapai 78 persen di akhir November 2024.
Tersisa sebulan lagi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel mempercepat realisasi belanja.
"Per 29 November kemarin posisi 78 persen," kata Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Salehuddin pada Kamis (5/12/2024) di Kantor Gubernur Sulsel.
Saat ini, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sulsel menjadi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan realisasi belanja tertinggi, karena seluruh anggaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sudah dicairkan.
Beberapa OPD dengan realisasi belanja rendah antara lain pengelola Dana Alokasi Khusus (DAK).
"Terkait dengan pengelolaan DAK di Labkesda memang belum cair. Di biro hukum juga dana perubahan belum cair. Belum masuk ganti rugi Sudiang. Sementara proses mereka," katanya.
BKAD Sulsel sendiri masih optimis serapan belanja tahun anggaran 2024 bisa optimal.
Salehuddin membandingkan dengan realisasi belanja tahun 2023 lalu.
Terhitung akhir November 2023, realisasi belanja saat itu 72 persen. Lalu dalam sebulan, realisasi belanja bisa meningkat sampai 93 persen.
Pemprov Sulsel pun menutup tahun 2023 dengan realisasi belanja 93 persen. Angka ini, menurut Salehuddin, bisa dilampaui.
"Inikan 78 persen (realisasi). Insya Allah optimis di atas 95 persen," katanya.
Salehuddin optimis serapan pendapatan bisa meningkat pula. Menurutnya, kinerja Bapenda kini jauh lebih baik.
"Target Bapenda lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Capaian realisasinya," jelasnya.
Utang Pemprov Sulsel Sisa Rp 60 Miliar
Di sisi lain, BKAD mampu menyelesaikan sejumlah kewajiban pembayaran utang.
Dari ratusan miliar, kini kewajiban utang Pemprov Sulsel hanya tersisa Rp 60 miliar.
Hal ini disampaikan BKAD Sulsel Salehuddin.
"Per 29 November kemarin (sisa utang) Rp 60 miliar. Itu parsial 1 masih ada, parsial 2 ada.
Parsial satu kalau tidak salah Rp 13 miliar, sisanya parsial dua," katanya.
Sisa utang di parsial satu merupakan proyek yang dikerjakan pekerjaan umum lalu.
Menurutnya, ada dokumen yang belum diselesaikan oleh penyedia jasa. Sehingga anggaran Rp 13 miliar tersebut belum dibayarkan ke pihak ketiga.
"Itu parsial satu, terkait pekerjaan yang di PU. Sampai saat ini ada dokumen yang belum dilengkapi, jadi belum dibayarkan sama dinas SDACKTR," ujar Salehuddin.
Sementara itu, parsial 2 juga masih terkendala di dokumen pelaporan. Salehuddin mengaku umumnya utang tersebut belum dibayar karena kewajiban penyedia juga belum lengkap.
"Intinya dokumen. Rata-rata kalau saya tanya, belum ada dokumen yang dilengkapi. Ada juga jaminan pelaksanaan mati. Itu juga," ujar Salehuddin. (*)
APBD Perubahan Sulsel Masuk Tahap Evaluasi Kemendagri, Proyek Multiyears Aman |
![]() |
---|
Pemprov Sulsel Siapkan 5 Ribu Ton Benih Gratis, SPHP Disalurkan Bertahap |
![]() |
---|
Pemprov Sulsel Bangun SPAM Mamminasata, Anggaran Tahap Awal Rp82 Miliar |
![]() |
---|
Gubernur Sulsel Tawarkan Skema Kepemilikan Pesawat Antarprovinsi |
![]() |
---|
TPP ASN Sulsel Dihitung Ulang, Penilaian 75 Persen TPP Cair 75 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.