Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Telur Ikan Terbang

2 Tahun Harga Telur Ikan Terbang Anjlok, Nelayan Galesong Takalar Curhat ke Wakil Rakyat

Nelayan Galesong mengeluhkan anjloknya harga telur ikan terbang. DPRD Takalar berjanji akan koordinasi dengan pemerintah untuk solusi harga .

Penulis: Makmur | Editor: Sukmawati Ibrahim
IST
 Ilustrasi - Nelayan Galesong mengeluhkan anjloknya harga telur ikan terbang kepada anggota DPRD Takalar.   

TRIBUN-TAKALAR.COM- Nelayan Galesong mengeluhkan anjloknya harga telur ikan terbang dalam dua tahun terakhir. 

"Warga mengeluhkan, dua tahun ini harga telur ikan terbang mengalami penurunan drastis. Penurunan ini disebabkan oleh para buyer (pembeli luar) yang sembarangan mematok harga," kata Rijal saat ditemui di Kantor DPRD Takalar, Jumat (15/11/2024).

Salah satu awak kapal di Galesong Selatan, Mail (32), mengatakan pada tahun 2022 harga masih stabil dan bahkan sempat mencapai Rp1 juta per kilogram. 

Namun, mulai 2023, harga mulai anjlok.

"Keberangkatan pertama pada tahun 2023 harga telur ikan terbang masih Rp900 ribu, lalu terus turun hingga mencapai Rp650 ribu di akhir tahun," curhat Mail.

Pada tahun 2024, kondisi harga semakin parah.

Di awal tahun, harga masih Rp700 ribu.

Namun terus menurun hingga mencapai Rp480 ribu. 

Sekarang, harga sedikit naik menjadi Rp550 ribu.

"Kami dari nelayan berharap pemerintah bisa segera mengatasi masalah harga yang terus turun dan merugikan kami," katanya.

Menanggapi hal itu, Rijal mengatakan akan berkoordinasi dengan pihak eksekutif, baik pemerintah daerah maupun provinsi, untuk mencari solusi atas masalah harga ini.

"Nelayan tidak berdaya di hadapan para buyer, karena mereka harus menjual hasil tangkapan dengan harga yang ditentukan pembeli untuk menutupi ongkos operasional," kata Rijal.

Rijal menambahkan, ke depan dia akan berupaya agar penentuan harga dilakukan secara terpusat, dengan tetap memperhatikan rasionalitas harga yang adil bagi nelayan.

Selain keluhan mengenai harga telur ikan terbang, Rijal juga menerima aspirasi terkait pembangunan pemecah ombak dan pelayanan kesehatan di salah satu puskesmas di Galesong.

"Keluhan warga lainnya adalah di Puskesmas Galesong Kota yang meniadakan rawat inap. Warga juga mengusulkan pembangunan tanggul dan pemecah ombak untuk mencegah abrasi pantai," jelas Rijal.

Rijal menegaskan bahwa keluhan puskesmas akan disampaikan kepada OPD terkait.

Sementara usulan pembangunan pemecah ombak akan diperjuangkan agar mendapat anggaran dari pemerintah pusat.(*)

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved