Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Sulsel

Respon Keluhan Warga Selayar, Azhar Arsyad Janji Hadirkan Akses Listrik di Daerah Terpencil

Dalam kunjungannya ke Desa Bontoborusu, Kecamatan Bontobahari, Azhar bertemu langsung dengan ratusan warga.

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Hasriyani Latif
ist
Calon Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Azhar Arsyad dalam lawatan kampanyenya di Desa Bontoborusu, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Kepulauan Selayar, Rabu (6/11/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Calon Wakil Gubernur Sulsel, Azhar Arsyad, menegaskan komitmennya untuk memperbaiki infrastruktur dasar bagi masyarakat di wilayah terpencil.

Hal tersebut ditegaskan dalam rangkaian lawatan kampanyenya di berbagai titik di Kabupaten Kepulauan Selayar, Rabu (6/11/2024).

Dalam kunjungannya ke Desa Bontoborusu, Kecamatan Bontobahari, Azhar bertemu langsung dengan ratusan warga.

Di sana, berbagai permasalahan dikeluhkan masyarakat, terutama dalam hal akses listrik dan jaringan telekomunikasi. 

Desa Bontoborusu, yang sebagian besar dihuni oleh petani jambu mete dan nelayan, terletak di wilayah terpencil dan hanya dapat dijangkau dengan menggunakan perahu.

Selama kunjungan tersebut, Azhar Arsyad berjanji akan memperluas akses listrik dan memperbaiki jaringan telekomunikasi di daerah tersebut. 

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup warga.

Baca juga: Didoakan Jadi Gubernur Sulsel, Danny Pomanto Bakal Benahi Pasar di Lutim

Terutama petani dan nelayan yang kerap terhambat dalam menjalankan aktivitas ekonomi mereka akibat keterbatasan infrastruktur.

Masalah Akses Listrik dan Telekomunikasi

Di Desa Bontoborusu, warga mengeluhkan terbatasnya akses listrik yang hanya menyala beberapa jam dalam sehari. 

Kondisi ini menyebabkan aktivitas malam hari terganggu, dan para nelayan kesulitan mengawetkan hasil tangkapan mereka. 

Begitu juga dengan petani yang kesulitan mengolah hasil pertanian mereka tanpa dukungan fasilitas listrik yang memadai.

"Sinyal di sini lemah sekali, Pak. Kami harus berjalan ke tempat yang tinggi atau naik perahu ke lokasi lain hanya untuk mendapatkan sinyal," keluh Dg Sibali, seorang warga yang hadir dalam acara tersebut.

Ia menambahkan, kesulitan ini juga berdampak pada kemampuan mereka untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan mendapatkan informasi terkait harga dan kondisi pasar.

Selain itu, harga jual komoditas utama mereka, jambu mete, juga menjadi keluhan utama. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved