Stunting di Sulsel
41.785 Anak Stunting di Sulsel
Stunting masih menjadi tantangan serius bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel)..
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Stunting masih menjadi tantangan serius bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel).
Tercatat 41.785 anak stunting di Sulsel.
Data tersebut diambil dari penimbangan di Posyandu Agustus 2024.
Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Sulsel meningkat dari 27,2 persen menjadi 27,4 persen pada 2023, lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional yang hanya 21,5 persen.
Padahal, target nasional untuk prevalensi stunting tahun 2024 adalah 14 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Ishaq Iskandar, mengidentifikasi beberapa tantangan utama dalam upaya pengentasan stunting, termasuk akses dan kualitas gizi, pendidikan dan kesadaran masyarakat, serta infrastruktur kesehatan dan kondisi sosial-ekonomi.
Angka balita underweight mencapai 21,7 persen, dan wasting berada di angka 8,3 persen.
Sementara ibu hamil mengalami Kurang Energi Kronik (KEK) mencapai 10,9 persen.
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) juga tinggi, mencapai 6,48 persen.
Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Kesehatan Sulsel tengah melaksanakan program Pappadeceng Gizi, yang merupakan inovasi layanan intervensi dan pendampingan gizi.
Program ini menyasar ibu hamil, bayi, dan anak di bawah dua tahun, serta kelompok 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Terdapat 120 desa dengan angka stunting dan wasting tertinggi yang menjadi lokasi program ini di 24 kabupaten/kota.
Pj Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh, menginstruksikan Dinas Kesehatan kabupaten/kota serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa untuk aktif memantau Posyandu dan Puskesmas.
"Tolong dinas kesehatan kabupaten/kota dan dinas pemdes aktif memantau posyandu setiap minggu, sehingga hasil kita bisa tampak," tegasnya di Four Points Hotel, Makassar, pada Jumat (1/11/2024).
Prof Zudan menekankan pentingnya perhatian pemerintah terhadap semua anak.
530 Anak Stunting di Tanralili Maros Disusul Turikale 529, Terendah Simbang-Mallawa |
![]() |
---|
Ajangale Penyumbang Tertinggi Stunting di Bone, Total Capai 245 Kasus |
![]() |
---|
Stunting di Bone Masih Tinggi, Dinas Kesehatan Sebut Perkawinan Dini Penyebab Utama |
![]() |
---|
Alfamidi Salurkan 4.500 Butir Telur untuk Anak Stunting di Enrekang |
![]() |
---|
Dari Posyandu ke Kebijakan, Sulsel Bergerak Bersama Lawan Stunting |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.