Stunting di Sulsel
Stunting di Bone Masih Tinggi, Dinas Kesehatan Sebut Perkawinan Dini Penyebab Utama
Angka stunting di Bone mencapai 26 persen. Dinas Kesehatan Bone sebut salah satu penyebabnya adalah tingginya angka perkawinan anak.
Penulis: Wahdaniar | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, BONE – Persoalan stunting masih menjadi tantangan serius di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Berdasarkan data terakhir, prevalensi stunting di daerah ini masih berada di kisaran 26 persen, jauh di atas standar nasional yang ditetapkan sebesar 14 persen.
Hal tersebut diungkapkan Plt Dinas Kesehatan Kabupaten Bone, drg Yusuf, saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com, Minggu (11/5/2025).
Ia menjelaskan stunting berkaitan erat dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak.
"Sesuai dengan survei Kesehatan Indonesia, angka stunting di Bone mencapai 26 persen. Ini berdasarkan survei per kabupaten, sedangkan untuk kecamatan kami belum mendapatkan datanya," ujarnya.
Yusuf mengungkapkan bahwa angka stunting di Bone bersifat fluktuatif (naik-turun).
"Angka 26 persen ini, jika mengacu pada tahun 2016, kita berada di angka 34 persen. Kemudian turun menjadi 26 persen. Meskipun masih tinggi dibandingkan ambang batas yang ditetapkan, yakni 14 persen, saya percaya angka ini akan terus turun," jelasnya.
Menurut Yusuf, stunting di Kabupaten Bone disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah tingginya angka perkawinan anak di bawah umur.
"Masalah stunting seringkali hanya dilihat dari permukaan. Padahal, stunting itu adalah rangkaian panjang yang dimulai sejak sebelum kelahiran hingga proses melahirkan. Untuk mengatasi masalah stunting, kita harus memutus rantai penyebarannya," ujar Yusuf.
"Perkawinan di usia dini masih tinggi di Bone, padahal kita tahu bahwa melahirkan di bawah umur sangat rentan terhadap masalah kesehatan dan mental," tambahnya.
Yusuf berharap peran orangtua dan lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap angka stunting di Bone.
“Makanya, edukasi sejak dini sangat penting. Kami bekerja sama dengan Kementerian Agama, Dinas Perlindungan Anak, dan semua pihak terkait untuk memberantas rantai stunting ini," katanya.
Langkah-langkah Pencegahan
Ia juga menjelaskan bahwa langkah-langkah pencegahan stunting di Kabupaten Bone sudah dimulai.
Salah satunya dengan membentuk tim satgas penanganan stunting di tingkat Kabupaten dan Kecamatan.
"Gerakan penurunan stunting harus dilakukan bersama-sama, melibatkan lintas sektor yang terkait. Semua pihak bergerak, dari Posyandu, Puskesmas, hingga Rumah Sakit," tandasnya.
Untuk diketahui, angka perkawinan anak di bawah umur di Kabupaten Bone pada tahun 2024 mencapai 70 kasus. (*)
Ajangale Penyumbang Tertinggi Stunting di Bone, Total Capai 245 Kasus |
![]() |
---|
Alfamidi Salurkan 4.500 Butir Telur untuk Anak Stunting di Enrekang |
![]() |
---|
Dari Posyandu ke Kebijakan, Sulsel Bergerak Bersama Lawan Stunting |
![]() |
---|
Jenewa Madani Indonesia dan UNICEF Gandeng Media Cegah dan Turunkan Stunting di Sulsel |
![]() |
---|
41.785 Anak Stunting di Sulsel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.