Opini
Mengelola TIK dan Sekolah Asrama
Sekolah asrama ingin memastikan keamanan murid-murid yang menginap dengan membatasi ponsel.
Lalu murid Z yang lahir tahun 1997 hingga 2012 adalah murid yang tumbuh dengan dalam TIK sangat maju. Ciri mereka adalah kreatif dan pragmatis dengan teknologi.
Duh, murid alpa yang lahir tahun 2013 sampai sekarang, sudah ada di jenjang sekolah dasar. Murid yang sangat kenal dengan internet ini. Sangat kenal internet dan TIK sejak bayi. Kelak, kelas-kelas dengan kemampuan di atas rata-rata TIK, berhadapan dengan guru-guru yang melarang menggunakan internet dan ponsel.
Saya kemudian tiba-tiba teringat dengan kisah seorang ibu guru di Kabupaten Barru. Perjanjian kelas-nya, jelas. Dilarang menggunakan ponsel dalam kelas. Kemudian si murid menggunakan ponsel saat pembelajaran berlangsung. Terjadi kemudian, ponsel disita, dan wajib dibawa pulang ke rumah guru. Nanti pertemuan diberikan.
Apa yang terjadi kemudian, si murid ketika pulang membuntuti sang guru. Membuntuti hingga ke rumah. “Bu, hape-ku?”
Jika demikian, lalu apakah ponsel, cocok atau tidak cocok di sekolah asrama. Jawabannya adalah kreasi. Butuh perjuangan ekstra, di zaman saat ini. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.