Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Sumpah Pemuda: Dari Nyanyian Erni Djohan hingga Spirit Pembangkangan Samin

Seperti lagu yang mengingatkan pada masa lalu, sejarah juga memanggil kita untuk tak melupakan peristiwa penting.

Editor: Sudirman
zoom-inlihat foto Sumpah Pemuda: Dari Nyanyian Erni Djohan hingga Spirit Pembangkangan Samin
Ist
Fahrul Dason Ketua Umum BEM FAI

Sejarah Sumpah Pemuda adalah Pembangkangan

Jika kita ingin melihat perspektif berbeda secara sederhana, Peristiwa Sumpah Pemuda pada dasarnya bagian dari pembangkangan sipil terhadap kolonial Hindia Belanda, ketika pemuda pemudi mencoba untuk melawan ketertindasan dengan semangat mendirikan suatu bangsa yang bernama Indonesia.

Namun seiring berjalannya waktu, kini, Indonesia tidak lagi dijajah oleh bangsa asing, melainkan dengan bangsanya sendiri.

Semuanya dapat dilacak melalui perilaku individu dan segelintir kelompok elit yang ingin menguasai sumber daya.

Ini juga disampaikan oleh Arundhati Roy, seorang Aktivis India menyatakan bahwa, sumber daya terkonsentrasi di tangan individu atau korporasi besar, dan mereka mendominasi kebijakan politik dan ekonomi negara, Roy menyebutnya sebagai “Korporasi membajak Demokrasi”.

Sumber daya yang terkonsentrasi secara tertentu inilah biasa kita sebut sebagai oligarki, berdasarkan data Indeks Kekuatan Material (Material Power Index) MPI di Indonesia telah mencatat rata-rata oligarki di Indonesia memiliki sekitar 570.988 kali lipat kekuatan kekayaan dari warga negara rata-rata pada tahun 2010 dan meningkat 33 persen tahun 2020.

Kondisi ini membuat Indonesia berada di peringkat 4 negara dengan ketimpangan tertinggi di dunia (Jeffrey A. Winters, oleh Ikhsan Tualake).

Persoalannya apa? Bukan hanya ekonomi, politik, dan sumber daya saja yang terkontrol.

Tetapi bagi Howard Zinn seorang kritikus Amerika, memandang bahwa persoalannya ada pada kepatuhan sipil.

Sebab setiap kebijakan dari pemimpin negara seolah membuat rakyat hanya patuh.

Kepatuhan inilah yang harus bertranformasi sebagai pembangkangan sipil dengan tidak bersikap netral dalam menghadapi konflik yang ada, atau melawan di luar kekuasaan.

Pembangkangan sipil telah menjadi napak tilas sejarah Sumpah Pemuda untuk memukul mundur para penjajah.

Begitu juga dengan yang dilakukan oleh Samin Surosentiko seorang petani Jawa yang melakukan pembangkangan sipil dengan cara memboikot dan tidak membayar pajak terhadap kolonial Belanda yang hari ini kita kenal sebagai Gerakan saminisme.

Maka sebagai refleksi kritis mari kita ingat bahwa peran pemuda bukan hanya sebagai pewaris sejarah, tetapi sebagai pembangkang ketika rakyat tidak lagi menjadi prioritas.

Ketika kebijakan yang dzalim terus menindas. Dan ketika-ketika lainnya. Seperti Samin Surosentiko ketika menolak untuk tunduk pada ketidakadilan.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved