Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sosok Kompol Surono Haji Wata Raih Doktor Ilmu Hukum di UMI Makassar, Sempat Kuliah Sambil Ngojek

Kompol Surono Haji Wata tercatat sebagai alumni doktor ilmu hukum yang ke-378 UMI dengan predikat kelulusan cumlaude.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/MUSLIMIN EMBA
Kolase foto saat Kasi Litpers Paminal Polda Sulsel Kompol H Surono jalani sidang terbuka promosi doktor dan saat wisuda di Hotel Four Points by Sheraton, Makassar, Sabtu (31/8/2024). 

"Almarhum kedua orangtua saya, tidak berharap saya menjadi perwira polisi seperti saat ini," ucapnya lagi.

Suara lirih Surono kian terdengar saat dirinya mengingat semasa kuliah di Universitas Hasanuddin.

Kala itu, dirinya yang duduk di bangku semester lima tiba-tiba diminta sang ayah untuk mendaftar sebagai anggota Polri.

Haji Surono pun lulus menjadi anggota Polri dan turut menopang kebutuhan keluarga termasuk tiga saudaranya yang juga sementara kuliah.

Meski sang ayah seorang purnawirawan Polri berpangkat Ajun Inspektur Satu (Aiptu) yang juga pernah 26 tahun menjabat kepala desa di Lappariaja Kabupaten Bone, Kompol Surono mengaku tidak dididik menjadi anak yang hidup glamor.

Bahkan, Surono mengaku, orang tuanya tidak memiliki sawah dan kebun, sehingga anak-anaknya tidak mendapatkan warisan harta sepetak sawah pun dari kedua orangtuanya.

"Saya hanya diwariskan untuk kau sekolah nak. Prinsip mappasikola (menyekolahkan) untuk jalan mengubah nasib dan menjadi peluang anak-anaknya menjadi manusia bermanfaat bagi masyarakat," ucap ayah dua anak ini.

Prinsip Mappasikola oleh kedua orangtuanya, dirasakan betul Surono saat duduk di bangku kuliah.

Sebab saat itu, kedua orangtuanya nekat menyekolahkan empat orang anaknya sekaligus di bangku kuliah di tengah keterbatasan.

"Untuk keperluan Mappasikola, mereka (orang tua saya) rela melakukan apapun itu, demi pendidikan anak-anaknya," ungkap H Surono.

Bahkan, Surono muda yang berstatus mahasiswa kala itu, mengaku tak malu nyambi menjadi tukang ojek.

Hal itu, ia lakukan demi membantu kebutuhan kuliah dirinya dan tiga saudaranya di Makassar, termasuk Prof Zakir Sabara.

"Bersamaan kami empat orang kuliah, biasa kita dikasih hanya Rp300 ribu sebulan, bagaimana bisa mengelola ini supaya cukup. Jadi biasa saya jadi tukang ojek saat kuliah," kenangnya.

Pada momen itu, Surono tidak lupa mengucapkan selamat ulang tahun untuk pasangan hidupnya, Nuraeni Yahya yang berusia 50 tahun.

Selain itu, dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada sosok sang adik Prof Zakir Sabara yang terus memotivasi dirinya untuk melanjutkan pendidikan hingga meraih gelar doktor.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved