Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Raja Dungu

Ada yang kebaikannya dipahat dalam dinding batu cadas sehingga terus lestari menembus batas waktu.

Editor: Sudirman
zoom-inlihat foto Raja Dungu
DOK PRIBADI
Dr Ilham Kadir MA - Akademisi & Intelektual Muhammadiyah/Panitia Muswil

Oleh: Ilham Kadir

Dosen UNIMEN & Ketua GPMB Enrekang

Setiap kekuasaan memiliki penguasa, dan para penguasa adalah simbol bagi segenap rakyat, tanah tumpah darah, dan filsafat sebuah negara.

Dan sejarah telah membuktikan bahwa penguasa datang dan pergi membawa sejarah dan kisah mereka masing-masing.

Ada yang kebaikannya dipahat dalam dinding batu cadas sehingga terus lestari menembus batas waktu.

Ada pula sebaliknya justru kejahatannya yang diabadikan dari kitab suci hingga buku-buku fiksi agar menjadi pelajaran bagi setiap manusia yang datang kemudian.

Terminologi lain dari penguasa adalah raja, sebab raja secara umum kekuasaannya bersifat absolut, itu dulu, tapi sekarang sebagian raja seperti macan ompong.

Tugasnya hanya mengawasi dan melantik perdana menteri atau presiden, dan tidak lagi memiliki kekuatan militer yang semestinya di bawah kendali raja. 

Salah satu contohnya adalah Malaysia, para raja hanya sebagai simbol kekuasaan, yang berkuasa mengatur negara adalah para politisi, bahkan juga mengatur raja, termasuk uang belanja para raja.

Satu lagi raja yang tidak jelas, merupakan antitesa dari raja mancan ompong, yaitu presiden atau perdana menteri yang kekuasaannya melebihi raja sehingga mampu mengatur setiap jengkal dan inci perkara dalam sebuah negara, dari semut sampai gajah, dari tikus sampai singa.

Kekuasaannya dibalut dengan selendang demokrasi, tapi secara substasni cara berkuasanya mencengkram seperi kuku besi.

Setiap yang berlawanannya dengan sang raja akan dibabat habis-habisan, dari akar sampi pucuk, bahkan jika ada yang bernaung di bawah pohon itu, juga akan diusir jika tidak mau jadi penurut.

Raja seperti ini sesungguhnya telah diabadikan dalam Al-Qur’an dengan nama Fir’aun, dan itu akan selalu ada dalam sejarah, dan pada saat yang sama, Allah juga akan mengutus manusia antitesa dari Fir’aun, dan itulah Musa.

Sayang sekali, sebab pendukung Musa jauh lebih sedikit, sebab mereka adalah manusia-manusia yang keluar dari zona nyaman kekuasaan Fir’aun.

Pemimpin Dungu

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved