Opini
Meninjau Ulang Makna Broken Home: Utuh Tidak Sama dengan Harmonis
Memiliki keluarga yang utuh dan harmonis adalah anugerah dan harapan bagi setiap orang.
Ada 284.169 atau 63,41 persen jumlah kasus perselisihan dan pertengkaran dari faktor penyebab perceraian di Indonesia.
Ketidaknyamanan yang tercipta di dalam rumah sebagian besar berasal dari perselisihan dan pertengkaran, yang tidak jarang berujung pada kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Hal ini bisa dialami oleh siapa saja, bahkan orang terkenal sekalipun.
Orang tua sering kali tidak menyadari tindakan mereka, bertengkar dan menciptakan ketegangan di dalam rumah sehingga anak ikut merasakan ketegangan tersebut.
Perselisihan dan pertengkaran yang disaksikan oleh anak memberikan luka yang dalam.
Anak yang seharusnya bertumbuh tanpa merasakan tekanan dan kecemasan harus menanggung beban akibat pertengkaran orang tua.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang menyaksikan pertengkaran orang tua cenderung memproduksi hormon stres berlebihan yang dapat menyebabkan depresi.
Hal ini juga membuat anak sulit bersosialisasi karena merasa malu jika orang lain mengetahui orang tuanya sering bertengkar.
Tidak hanya perselisihan dan pertengkaran yang menjadi faktor ketidakharmonisan, perselingkuhan juga merupakan salah satu faktornya.
Dari hasil survei yang dirilis oleh situs Justdating, kasus perselingkuhan di Indonesia mencapai angka 40 persen dan menduduki peringkat kedua setelah Thailand.
Sama halnya dengan pertengkaran, perselingkuhan bisa dialami oleh siapa saja, bahkan artis.
Kasus perselingkuhan artis Andrew Andika, suami dari tengku Dewi Putri mengejutkan netizen baru-baru ini.
Tidak ada yang menyangka bahwa keluarga yang tampak harmonis di media sosial ternyata menyembunyikan masalah besar.
Menurut saya, keluarga harmonis seperti pertunjukan sirkus yang hanya menunjukkan sisi baik bagi penonton.
Penonton tidak akan pernah tahu apa yang terjadi di belakang tirai panggung. Saya rasa tidak ada keluarga yang benar-benar harmonis; semua hanya sandiwara.
Orang tua yang mengalami konflik perselingkuhan tetapi memilih memaafkan pasangan demi anak, menurut penelitian Kayla Knopp dari University of Denver pada tahun 2017, cenderung akan mengalami perselingkuhan lagi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.