Opini
Bahaya di Balik Bansos
Bantuan sosial sering kali hanya seperti jalan untuk menuntun masyarakat menjadi pengemis professional yang memanjakan masyarakat.
Rangga Andhyka Putra Abady
Mahasiswa Politeknik STIA LAN Makassar
Bantuan sosial atau bansos telah menjadi topik yang menarik dalam konteks upaya pemerintah dalam membantu dan memberi dukungan kepada kelompok masyarakat rentan.
Upaya ini bertujuan untuk memberikan perlindungan sosial dan meringankan beban ekonomi masyarakat.
Namun faktanya, keberadaan bantuan sosial seringkali justru memberikan dampak negatif yang tidak terhindarkan.
Bantuan sosial sering kali hanya seperti jalan untuk menuntun masyarakat menjadi pengemis professional yang memanjakan masyarakat.
Dengan adanya bansos, pemerintah secara terus menerus memberikan asupan dan pertolongan kepada masyarakat yang mengakibatkan munculnya harapan dan ketergantungan yang besar dari masyarakat kepada pemerintah.
Ketergantungan pada bantuan sosial secara tidak langsung mendidik pola hidup malas bagi masyarakat.
Ketergantungan membuat masyarakat kehilangan motivasi untuk bekerja.
Bantuan sosial yang diberikan secara terus menerus akan memicu timbulnya sikap tidak produktif.
Apabila ketergantungan secara terus menerus, kemiskinan tidak akan selesai sampai kapanpun.
Masyarakat hanya akan bergantung pada bantuan sosial daripada bekerja, karena mereka tidak memiliki motivasi kerja lagi.
Mereka lebih memilih bersantai dan menunggu bantuan datang daripada harus menguras keringat dan bersusah payah untuk bekerja.
Masyarakat menjadi lebih memilih untuk menunggu bantuan sosial datang daripada susah payah mengambil langkah-langkah mandiri untuk memperbaiki kehidupan mereka.
Masyarakat akan kehilangan dorongan untuk bekerja secara mandiri, sehingga bisa saja mengakibatkan kurangnya rasa tangung jawab terhadap diri mereka sendiri.
Bantuan sosial pada hakikatnya bersifat bantuan sementara untuk menopang kehidupan, namun masyarakat cenderung mengandalkan bantuan sosial sebagai sumber pendapatan utama mereka.
Dengan begini masyarakat akan menjadi manja dan akan terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan akan susah untuk
keluar.
Selain itu, bantuan sosial yang diberikan pada masyarakat juga dapat disalahgunakan, terlebih lagi jika bantuan sosial tersebut berupa uang.
Bantuan yang mereka dapatkan secara terus menerus dapat mereka gunakan secara tidak semestinya.
Bukannya membeli keperluan yang mereka butuhkan, masyarakat malahan menggunakan bantuan tersebut untuk membeli keperluan yang sebenarnya mereka tidak butuhkan, misalnya seperti menggunakannya untuk bermain judi online atau membeli rokok dan minuman keras.
Oleh karena itu, pemberian bantuan sosial kepada masyarakat perlu dikaji kembali agar tidak menimbulkan efek ketergantungan yang akhirnya membuat masyarakat menjadi manja dan tidak lagi produktif, terlebih lagi jika bantuan ini diberikan secara terus menerus.
Pemerintah bisa saja memberikan bantuan sosial akan tetapi harus diberi batasan, agar masyarakat paham betul maksud dan tujuan diberikannya bantuan sosial tersebut.
Motivasi kerja dan keterampilan juga perlu ditingkatkan guna mengurangi ketergantungan ini.
Pemerintah juga dapat memberikan solusi berupa pelatihan keterampilan kepada masyarakat, seperti jahit menjahit, masak memasak, tata rias kecantikan, dan membatik.
Dengan memberikan pelatihan yang sesuai, sebagai alternatif bantuan selain bantuan sosial, masyarakat dapat memanfaatkan keterampilan yang telah mereka kembangkan untuk membuka usaha bahkan untuk mendapatkan pekerjaan.
Mereka dapat membuka toko kue, toko baju dan gaun, dan membuka jasa tata rias kecantikan.
Mereka juga dapat bekerja pada toko yang memerlukan keterampilan tertentu.
Pelatihan kewirausahaan, pemberian modal usaha, dan dukungan teknis terhadap UMKM juga dapat dilakukan.
Upaya ini bertujuan untuk memberikan akses dan peluang kepada masyarakat untuk meningkatkan kemandirian mereka, upaya ini juga dapat membuka lapangan perkerjaan bagi masyarakat sekitar.
Hal ini dapat mendorong perkembangan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan.
Dengan begini, masyarakat telah mandiri secara ekonomi dan tidak bergantung lagi pada bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah.
Jika upaya ini diterapkan maka dampak yang ditimbulkan akan berlangsung lama, berbeda dengan bantuan sosial yang hanya membantu secara sementara saja.
Bantuan sosial hanya menghilangkan karakter mandiri dari masyarakat dan membentuk karakter masyarakat menjadi pemalas.
Masyarakat dididik seperti seorang bayi yang mengharapkan asi dari ibunya.
Tak bisa hidup tanpa dimanjakan oleh pemerintah. Seolah-olah pemerintah dianggap sebagai ibu yang harus selalu merawat mereka.
Pemerintah boleh saja memberikan bantuan sosial, akan tetapi lebih baik jika pemerintah mengembangkan potensi yang
masyarakat miliki, tidak hanya sekedar memberi kemudian meninggalkan begitu saja.
Pemerintah seharusnya mendengarkan apa kata pepatah; selalu lebih baik memberikan kail daripada ikan.
Masyarakat harus segera berhenti mengharapkan ikan, dan mulai mengusahakan kailnya sendiri.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/Rangga-Andhyka-Putra-Abady-Mahasiswa-Politeknik-STIA-LAN-Makassar.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.