Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Selangkah Menuju Indeks Pembangunan Pemuda Kota Makassar

Telah dua tahun berturut-turut Milenial Fest menyapa anak muda dengan mendatangkan para profil-profil muda berbakat dan menginsirasi.

Editor: Sudirman
Ist
Arief Rosyid Hasan, Ketum PB HMI 2013-2015, Founder Merial Institute 

Arief Rosyid Hasan

Ketum PB HMI 2013-2015, Founder Merial Institute

Pekan lalu Merial Institute bekerja sama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Makassar menggelar Workshop Enumerator Survey Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) Tahun 2024 di Kota Makassar.

Langkah ini diambil untuk mendukung pembangunan pemuda Kota Makassar dalam revolusi SDM dan percepatan reformasi birokrasi menuju pelayanan publik kelas dunia.

Ini bukan pertama kalinya Merial Institute bekerja sama dengan Pemkot Makassar.

Di tahun-tahun sebelumnya, kita juga menyelenggarakan event Milenial Fest.

Telah dua tahun berturut-turut Milenial Fest menyapa anak muda dengan mendatangkan para profil-profil muda berbakat dan menginsirasi.

Selain itu, untuk mendukung potensi anak muda di lorong-lorong kota Makassar, kita juga secara bersama-sama menyelenggarakan Sentra Pemberdayaan Pemuda Berbasis Lorong (SPPBL).

Kolaborasi Dispora Makassar dan Merial Institute Kebutuhan data IPP Kota Makassar ini sangat dibutuhkan mengingat Badan
Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa hampir 10 juta penduduk Indonesia generasi Z berusia 15-24 tahun menganggur atau tanpa kegiatan (not in employment, education, and training/NEET).

Bila dirinci lebih lanjut, anak muda yang paling banyak masuk dalam ketegori NEET justru ada di daerah perkotaan yakni sebanyak 5,2 juta orang dan 4,6 juta di pedesaan.

Gen Z adalah mereka yang lahir pada 1997 hingga 2012.

Data dari Indeks Pembangunan pemuda (IPP) Kota Makassar inilah yang akan menjadi rujukan untuk menetapkan kebijakan dan program yang akan dilakukan oleh pemerintah.

Selama enam bulan ke depan bersama tim ahli akan dilakukan perhitungan.

Beberapa domain dan indikator yang menjadi concern adalah pendidikan dan kesejahteraan yang terdiri dari rata-rata lama sekolah, Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi.

Domain lain yang tak kalah penting yakni kesehatan dan kesejahteraan lapangan dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi.

Perhitungan ini masih mengacu pada laporan Indeks Pembangunan Pemuda 2021 oleh Kementerian BAPPENAS.

Laporan terakhir memang menunjukan bahwa Sulawesi Selatan mengalami penurunan angka dari 52,00 di IPP 2019 menjadi
48,67 di IPP 2020.

Penurunan terjadi pada tiga domain, yaitu kesehatan dan kesejahteraan (5 poin), domain lapangan dan kesempatan kerja (5 poin), serta domain gender dan diskriminasi (6,67 poin), sedangkan domain pendidikan serta domain partisipasi dan kepemimpinan mengalami stagnasi atau jalan di tempat.

Sebagai langkah awal mengawal pembangunan pemuda, perhitungan IPP Kota Makassar semoga bisa menjadi rujukan untuk terlaksananya perhitungan IPP di kota-kota lain.

Sejauh ini, di Indonesia timur, jika berjalan dengan lancer, Kota Makassar akan menjadi kota pertama yang akan mendapatkan data akurat pembangunan pemuda.

Oleh karena data ini menjadi dasar dalam menentukan jenis, ruang lingkup, dan kapasitas program/kegiatan pembangunan kepemudaan.

Indonesia menempati urutan pertama jumlah penduduk usia produktif di Asia Tenggara pada 2024.

Hal tersebut merupakan dampak dari bonus demografi, yakni ada 174-180 juta usia produktif pada 2020 sampai 2024. Menurut data BPS, pada tahun 2023, hampir tidak ada pemuda yang tidak bisa membaca dan menulis.

Sekitar 29 dari 100 pemuda tercatat sedang bersekolah, dengan Angka Partisipasi Sekolah (APS) pada kelompok umur 16-18 tahun, 19- 24 tahun dan 25-30 tahun masing-masing sebesar 73,42 persen, 26,85 persen dan 5,70 persen.

Mayoritas pemuda telah menamatkan pendidikan hingga SMA/sederajat (40,01 persen) dan SMP/sederajat (35,96 persen).

Meski demikian, data BPS mengungkit bahwa Gen-Z juga mengalami permasalahan dalam mencari pekerjaan. Masalahnya pada kemampuan pemuda untuk memiliki kematangan finansial belum berbanding lurus dengan keberhasilan menyelesaikan sekolah.

Dibutuhkan kreatifitas pemuda untuk dapat memperbaiki perekonomiannya.

Mendapatkan pekerjaan, tidak serta merta merjadikan kelompok masyarakat keluar dari jerat kemiskinan.

Oleh karena itu, ikhktiar pemberdayaan pemuda yang kita lakukan tidak pernah putus.

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa salah satu program Merial Institute, program Sentra Pemberdayaan Pemuda Berbasis Lorong (SPPBL) dilakukan untuk mengejar ketertinggalan kelompok-kelompok pemuda dalam akses mendapatkan pekerjaan dan upah layak.

Dalam sentra pemberdayaan pemuda itu, kami mengajak pemuda-pemuda lorong kota Makassar untuk kreatif dalam
mengembangkan ide dan potensi diri.

Program yang mengedepankan pengembangan pembangunan ekonomi lorong makassar dengan pemberdayaan pemuda di berbagai lini, seperti pengembangan kreativitas pemuda di bidang UMKM, pemberdayaan ruang produktif dengan penanaman hidroponik, pengembangan literasi baca dan digital, serta perpustakaan di setiap lorong-lorong kota Makassar.

Beberapa program-program telah dilaksanakan oleh pemerintah misalnya Program Pengembangan Kewirausahaan Pemuda mengingat domain yang capaiannya masih rendah.

Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga menyelenggarakan program Kuliah Kewirausahaan Pemuda Tahun 2023.

Akan tetapi, seperti halnya di Makassar, setiap daerah memiliki konteks dan permasalahannya masing-masing sehingga program-program pemberdayaan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pemuda di daerah, misalnya kota Makassar yang
identitas kotanya dibentuk di antara lorong-lorong, maka di situ pula lah sentra pemberdayaan pemuda harus dimulai.

Menjelang kepemimpinan baru, pekerjaan rumah untuk mencapai bonus demografi masih sangat banyak.

Kerja-kerja gotong royong dan kolaborasi akan terus dijalankan demi menjemput Indonesia Emas 2045. Amin!(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved