Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Unimerz

Pascasarjana Unimerz Edukasi Cegah Stunting di Desa Tamasaju Takalar Sulsel

Desa Tamasaju pernah menjadi lokus stunting tertinggi, saat ini sudah turun dari 34 menjadi sembilan anak dengan stunting.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Hasriyani Latif
Unimerz
Jajaran Tim Pengabdian Masyarakat Pascasarjana Unimerz saat edukasi pencegahan stunting di Desa Tamasaju, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Sabtu (6/7/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COM, TAKALAR - Program pascasarjana Universitas Megarezky (Unimerz) melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui integrasi lima keilmuan di Desa Tamasaju, Kecamatan  Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Sabtu (6/7/2024).

Kegiatan dihadiri sekretaris camat dan kepala desa, pengurus PKK, kader kesehatan, tokoh masyaratat, perangkat desa, ibu hamil, dan ibu dengan balita stunting.

Kepala Desa Tamasaju Abdul Azis menyebut wilayahnya pernah menjadi lokus stunting tertinggi.

Namun saat ini sudah turun dari 34 menjadi sembilan anak dengan stunting.

"Penurunan angka ini menjadi merupakan capaian yang baik bagi desa ini," kata Abdul Azis.

Baca juga: Anggaran Stunting di Maros Sulsel Rp5 M, Tapi Kasus Malah Naik

Senada, Sekretaris Camat  Irham mengatakan pemerintah galesong utara sangat prioritas dalam penanganan stunting.

"Kami ingin mencapai zero stunting. Ini merupakan daerah yang cukup maju dan lengkap dalam fasilitas kesehatan apalagi ditunjang dengan area kelautan dan pertanian. Stunting terjadi bukan hanya karena gizi tapi ada faktor penyakit lain," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Pascasarjana Unimerz Ns Julia Fitrianingsih mengungkapkan bahwa program pascasarjana hadir dalam upaya menjalankan Tridharma Perguruan tinggi.

Khususnya dalam hal ini melakukan pengabdian masyarakat (Pengmas) yang terintegrasi dengan lima keilmuan.

“Kegiatan ini berfokus tidak hanya pada upaya penanganan bagi anak balita yang sudah mengalami stunting, tapi juga upaya dalam pencegahan pada ibu hamil," katanya.

Seribu hari pertama anak sangat menentukan gizi kembang anak.

Sehingga para orang tua harus diedukasi bagaimana memenuhi kebutuhan gizi seimbang.

"Ke depan (orang tua) bisa memperhatikan masa 1.000 hari pertama kehidupan pada anak. Kami dari perguruan tinggi bermaksud menyumbangkan ilmu kami karena peran akademisi dalam percepatan penurunan stunting sangatlah penting dalam pentahelix pembangunan,” ungkapnya.

Para sivitas akademika pun membagikan ilmunya dalam menjaga anak dari stunting.

Apalagi pengentasan stunting memang menjadi program nasional hingga ke pemerintah daerah.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved