Tanri Abeng Meninggal
Kenang Tanri Abeng, Pj Gubernur Zudan: Sosok Tangguh dan Berpikiran Maju
Lekat diingatan Prof Zudan saat mendapat telepon dari Tanri Abeng yang kala itu dalam kondisi sakit.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tokoh nasional asal Selayar Tanri Abeng meninggal.
Mantan Menteri BUMN pertama ini wafat pada pukul 02.36 WIB di RS Medistra Jakarta, Minggu (23/6/2024).
Suasana duka pun dirasakan Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Prof Zudan Arif Fakrulloh.
Sebab, Tanri Abeng merupakan Komisaris Utama PT Sulsel Citra Indonesia (SCI) atau Perseroda Sulsel.
Sejak memimpin Sulsel, Prof Zudan aktif melakukan komunikasi dengan sosok Tanri Abeng.
Baca juga: Insight Indonesia: Pak Tanri Abeng Sosok Sangat Profesional dan Disiplin
Lekat diingatan Prof Zudan saat mendapat telepon dari Tanri Abeng.
Saat itu, Tanri Abeng bahkan dalam kondisi sakit.
Namun semangat Tanri Abeng tak luntur, dirinya membahas rencana PT SCI kedepannya.
"Saat sakitpun beliau menghubungi saya untuk menceritakan tentang rencana SCI kedepan," jelas Prof Zudan.
"Beliau hebat, tangguh dan terus berpikir untuk kemajuan," lanjutnya.
Doa masyarakat Sulsel pun mengalir untuk Tanri Abeng.
"Semoga beliau diampuni segala dosa dan dijadikan ahli surga oleh allah swt," kata Prof Zudan.
Jejak Karier Tanri Abeng
Saat masih aktif, Tanri Abeng pernah menjadi Menteri BUMN era Presiden Soeharto dan BJ Habibie.
Almarhum meninggalkan tiga anak dan empat orang cucu.
Baca juga: Sampaikan Duka Cita, Jusuf Kalla: Tanri Abeng Sosok Pintar dan Punya Kelebihan Manajerial
Tanri Abeng merupakan pengusaha hebat pada masanya, bahkan sempat berjuluk 'Manajer Rp 1 Miliar' berkat bayaran keberhasilannya memimpin perusahaan besar milik Aburizal Bakrie, yakni Bakrie & Brothers.
Dikutip dari Tribunnews.com, Tanri Abeng sendiri mengawali karier di Bakrie & Brothers pada 1991, setelah secara gemilang memimpin perusahaan bir PT Multi Bintang Indonesia .
Saat itu, perusahaan ini memiliki sekitar 60 anak usaha.
Saat masuk, Tanri Abeng melakukan langkah merestrukturisasi perusahaan adalah dengan memfokuskan perusahaan pada tiga industri utama, yakni telekomunikasi, dukungan infrastruktur dan perkebunan, serta investasi dan aliansi strategis di bidang pertambangan, petrokimia dan konstruksi.
Jika awalnya penjualan perusahaan secara tahunan hanya sekitar 50 juta dolar AS, maka pada akhir 1996 penjualan ditutup menjadi 700 juta dollar AS.
Selain sebagai Presiden Direktur di Bakrie & brothers, ia juga merangkap jabatan sebagai Direktur di Asia Pacific Brewery, Singapura (1981-1991).
Direktur Bata Indonesia (1993-1998), Ketua B.A.T Indonesia (1995-1998) dan Mitratel Indonesia (1994-1998).
Ia juga aktif di pemerintahan dan organisasi non-pemerintah seperti Dewan Pendidikan Nasional (1993 - 1998).
Dewan Riset Nasional (1990 - 1998), Badan Promosi Pariwisata (1990 - 1996), Yayasan Perlindungan Lingkungan (1993 - 1998).
Asosiasi Indonesia-Belanda, Indonesia-British Council dan Asia-Australia Institute.
Dia juga merupakan Komisaris dari Bursa Efek Jakarta antara tahun 1992 dan 1995.
Pada Tahun 1991 Tanri Abeng memasuki dunia politik.
Mewakili Golkar, Tanri Abeng sempat duduk di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Pada tahun 1998 Tanri Abeng ditunjuk menjadi Menteri Negara Pendayagunaan BUMN pada Kabinet Pembangunan VII era Presiden Soeharto.
Ia masih memegang jabatan yang sama di Kabinet Reformasi Pembangunan pada era Presiden Habibie.
Tahun 2004, ia sempat menjadi Komisaris Utama PT Telkom Indonesia.
Terakhir pada 2011, ia mendirikan Universitas Tanri Abeng, yang berlokasi di Ulujami, Pesanggahan, Jakarta Selatan.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.