Tukang Jagal Langka, 891 Sapi Kurban Polda Sulsel Masih Disembelih Hingga 13 Dzulhijjah 1445 H
Jika ada 891 ekor hewan qurban Polda Sulsel, berarti setidaknya ada 3.564 tukang jagal, tenaga penyembelih, penyamak dan pembersih hewan qurban.
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Sudirman
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM -- Bulan Haji (Dzulhijjah) adalah berkah tersendiri bagi kelompok tukang jagal, penyamak hewan qurban.
Selain upah sembelih dan penyamakan, kelompok penjagal musiman ini juga akan dapat kulit, jeroan, tulang untuk bahan konro, dan jika beruntung dapat jatah kepala hewan jagalan.
Penyembelihan, penyamakan dan distribusi 891 ekor sapi dan kambing kurban Polda Sulsel, hingga Selasa (18/6/2024) Masehi atau 11 Dzulhijjah 1445 Hijriyah, siang ini masih berlangsung.
Langkanya tenaga penjagal (penyembelih), penyamak hewan qurban di H+2 Idul Adha 1445 H ini salah satu kendala teknis.
"Kita mafhum, ini musim panen rezeki penjagal," ujar Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi kepada Tribun, Selasa (18/6/2024) siang.
Diperkirakan, hewan qurban itu akan disembelih dan terdistribusi pada Kamis (20/6/2024) atau bertepatan batas akhir masa penyembelihan hewan qurban sesuai syariah Islam di hari ke-3 Nahr atau Hari Tasyrik, atau 13 Dzulhijjah 1445 Hijriyah.
Hewan kurban pada akhir hari tasyrik sebelum terbenamnya matahari, yaitu pada tanggal 13 Zulhijah.
Adapun hukum menyembelih hewan kurban di hari ketiga setelah Idul Adha adalah mendapat pahala berkurban.
Sekadar informasi, untuk satu ekor sapi kurban setidaknya dibutuhkan 2-4 orang.
Satu penyembelih, mandor pengijat, dan dua tenaga penyamak, atau yang memotong tulang, dan menguliti hewan kurban.
Jadi jika ada 891 ekor hewan qurban polda Sulsel, berarti setidaknya ada 3.564 tukang jagal, tenaga penyembelih, penyamak dan pembersih hewan qurban, sebelum didistribusi.
Secara berjenjang, dia mengaku mendapat laporan lisan dan tertulis progres penyembelihan hewan kurban itu.
Ke-891 kurban Polda Sulsel itu disebebar di 24 polres dan mapolsek di wilayah polda Sulsel, dan diprioritaskan di polsek wilayah urban padat penduduk, pemukiman nelayan, dan wilayah pemulihan pascabencana hydrometrologi dua bulan lalu.
Di Lebaran Qurban tahun ini, khusus Kapolda, kerabat dan keluarga dekatnya, membagikan 10 ekor sapi.
Di markas Polda Sulsel di Biringkayana, (2 ekor), Masjid Al Mulk S’87 Makassar, (1 ekor), Masjid Jl Kasuari Makassar kediaman orangtua Kapolda (1 ekor), Masjid Al Markaz Al Islami, Jl Sunu, Tallo, (1 ekor).
Ponpes As Sa’diyah Sengkang, Wajo (1 ekor), Ponpes DDI Mangkoso Barru (1 ekor), Ponpes Hidayatullah Sudiang (1 ekor), Ponpes Al Ikhlas Ujung, Bone (1 ekor), dan warga sekitar kantor Tribun Timur, Sambung Jawa dan Ballaparang, Mariso, Makassar (1 ekor).
Di pelataran belakang kantor Tribun-Timur.com di Jl Cenderawasih No 430, Makassar misalnya, ada empat tenaga penjagal, mandor tali, dan penyamak.
Bustan Daeng Deek (45), penjagal asal Lorong Flamboyan, Mariso, mengikutkan tiga rekannya; M Nasrun (47), Arham Bella (32), dan Anhar.
Mereka tercatat masih kerabat dan tetangga di RT 7 Kelurahan Mariso, Mariso, pemukiman urban di belakang Hotel Gammara, Jl Metro Tanjung Bunga, Makassar.
"Kemarin, saya dapat order 4 ekor. Pagi hingga sore, termasuk 2 ekor di Polsek Konsiko 5 Mariso," ujar Bustan, usai menyembelih sapi seberat 60 kg daging di Tribun Timur.
Hari ini, Dg Bustan dan rekannya juga akan menyembeli hewan qurban di Kompleks RS TNI Pelamonia, Ujungpandang, Makassar.
Di sekitar pemukimannya, Mariso setidaknya ada enam kelompok penjagal.
Semuanya, penuh order sejak usai shalat Ied. "Kita baru pulang ke rumah, biasanya sudah magrib," ujar Dg Bustang yang sudah tujuh tahun jadi penyembelih, setelah dua dekade hanya jadi penyamak, pemotong daging atau pasissili'.
Dg Bustan mengikutkan tiga kerabat dan tetangganya, sebab dia sadar untuk mempercepat proses penyamakan butuh setidaknya 4 orang tambahan, untuk 1,5 hingga 2 jam.
Dg Bustan sehari-hari adalah nelayan musiman.
Sedangkan tiga rekannya adalah buruh harian, dan tukang batu kontrakan.
Bulan Haji ini adalah musim penen rezeki tambahan bagi kelompok penjagal.
Dia menyebut, tahun ini hanya menerima 7 ekor sapi kurban. Tahun lalu, lebih banyak hampir sepuluh ekor.
"Biasanya kalau tahun ganjil, banyak sapi kurban," ujarnya.
Dg Bustan dan rekannya sadar betul, semakin sejahterah dan damai kondisi satu daerah, biasanya hewan qurban lebih banyak.
"Kalau boleh berharap, buruh bangunan dan tukang jagal seperti kami ini maunya tiap bulan ada Lebaran Hajji kodong," ujar Nasrun berkelakar soal musim berkah bagi penjagal.
Di bulan Dzulhijjah, atau bersamaan jamaah haji masuk asrama, dia sudah mendapat order booking dari langganannya.
"Biasanya masjid, pengurus RT, rumah sakit atau kantor," ujar kakek dua cucu ini, saat istirahat ngopi usai menjagal di Tribun Timur.
Musim haji atau masa 10 hingga 13 Dzulhijjah memang jadi berkah bagi kelompok penjagal, penyembelih, penyamak hewan qurban.
Bulan Haji (Dzulhijjah) adalah berkah tersendiri bagi kelompok tukang jagal, penyamak hewan qurban.
Selain upah sembelih dan penyamakan, kelompok penjagal musiman ini juga akan dapat kulit, jeroan, tulang untuk bahan konro dan sup, dan jika beruntung dapat jatah kepala hewan jagalan.
"Kami tahu, daging hewan quroba bukan hak kami, tapi kalau dapat sedekah alhamdulillah." ujar Bustan.
Dia mengaku, tiap sembelihan dapat honor Rp 300 ribu hingga Rp400 ribu.
Kulit atau kukkulu serta kepala hewan kurban otomatis biasa diberikan ke tukang jagal.
Sedangkan sisanya, jeroan, daging di tulang dan empat kaki, biasanya dihadiahkan panitia qurban atau pemilik hewan. (*)
Promo SUPER, Bawa Pulang Motor Honda dengan DP Rp1 Juta |
![]() |
---|
6 Hal Harus Diperhatikan Pelajar saat Naik Motor |
![]() |
---|
Berselisih dengan Istri Polisi, IRT Asal Gowa Jadi Tersangka di Polrestabes Makassar |
![]() |
---|
Andi Muhammad Rekrut 49 Pengurus, Lampaui Jumlah Partai NasDem Sulsel |
![]() |
---|
Apa Peran Jufri Rahman? KI Panggil Sekprov Sulsel Sengketa Toserba Pengayoman vs Disnakertrans |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.