Pimpinan DPRD Luwu Jawab Keluhan Siswa SD Latimojong yang Masih Mengungsi
Siswa SD 42 Buntu Sarek, Kecamatan Latimojong, terpaksa menumpang di Korwil IV Dinas Pendidikan yang berada di Kecamatan Bajo.
Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Ansar
TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Pasca bencana tanah longsor yang menerjang Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Jumat (3/5/2024) aktivitas belajar mengajar belum pulih total.
Siswa SD 42 Buntu Sarek, Kecamatan Latimojong, terpaksa menumpang di Korwil IV Dinas Pendidikan yang berada di Kecamatan Bajo.
Aktivitas belajar-mengajar dilaksanakan serba terbatas di dalam satu petak ruangan yang disediakan.
Hal itu mereka lakukan selama hampir satu bulan.
Pimpinan DPRD Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan Zulkifli merespon hal tersebut.
Kata Zulkifli, dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk membahas solusi bagi siswa penyinyas bencana longsor Latimojong.
"Akan jadi perhatian kami. Inshallah pasca lebaran, kami akan panggil OPD terkait untuk membahas jalan keuarnya," aku Wakil Ketua II DPRD Luwu kepada Tributimur.com, Minggu (16/6/2024).
Politisi Partai Golkar ini menambahkan, akan melibatkan dua komisi untuk mempercepat penanganan keluhan siswa dan guru.
"Kalau bisa lintas OPD, dan lintas komisi. Jadi Komisi 1 yang mengurusi pendidikan kemudian Komisi 3 untuk maslaah pembangunan," jelasnya.
Terpisah, Arfan Basmin anggota DPRD Luwu Komisi I menerangkan, pihaknya sudah berkoordinadi dengan Dinas Pendidikan Luwu untuk melakukan pemantauan secara rutin.
"Kita sudah kordinasi dengan dinas pendidikan. Prinsipnya begini, Dinas Pendidikan sudah melaksanakan pemantauan secara rutin," ujarnya.
Menurut Arfan, meski belajar-mengajar dilakukan dalam kondisi tidak seperti biasanya, asupan materi yang diterima siswa harus tetap diperhatikan.
"Bahkan kebutuhan mengajar untuk guru diupayakan untuk di sediakan. Lalu persoalan kurikulum juga tetap di perhatikan," tambahnya.
Sebelumya, beberapa siswa SD 42 Sarek mengeluh ruang kelas yang panas dan masih trauma pasca bencana tanah longsor yang menimpa desanya.
Iman Said dan Adri Majid siswa SD 42 Buntu Sarek, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan terpaksa belajar di tengah keterbatasan.
Keduanya kini harus mengikuti ujian penaikan kelas di Koordinator Wilayah IV Dinas Pendidikan, Kecamatan Bajo.
Di satu petak ruangan yang ditempati, Iman dan Adri bersama temannya masih semangat mengisi lembar ujian yang diberikan gurunya.
Iman dan Adri merupakan penyintas bencana tanah longsor yang menerjang Kecamatan Latimojong, Jumat (3/5/2024) lalu.
Kata Iman, kondisi rumahnya masih jauh dari kata aman.
"Setelah kejadian longsor kondisi rumah tidak aman. Karena mau direbahi tiang listrik," akunya, Rabu (12/6/2024).
Dirinya menambahkan, sudah 3 pekan belajar di Korwil IV Dinas Pendidikan Luwu.
Kendati demikian, sambung Iman, ia masih berharap bisa kembali ke sekolah dan rumahnya.
"Sudah 3 minggu sekolah di sini. Ada harapan kembali ke Buntu Sarek. Karena di sini panas," keluhnya.
Sementara itu, Adri menambahkan, saat longsor terjadi, dia bersama keluarganya melarikan diri ke sekolah.
Pasalnya, material tanah longsor menimbun bagian depan rumahnya di Buntu Sarek.
"Di depan rumah sudah ada longsor. Lari subuh-subuh ke dekat sekolah. Setelahnya pergi mengungsi," tandasnya.
Dirinya menambahkan, semua peralatan sekolahnya tidak sempat dibawa saat evakuasi.
"Kalau alat perlengkapan baju-baju ada di kampung," tutupnya.
Terpisah, Kepala Sekolah SD 42 Buntu Sarek, Nuraini mengaku, proses ujian penaikan terpaksa dilakukan di Korwil Dinas Pendidikan lantaran akses jalan masih belum bisa dilalui.
Ditambah lagi, siswa dan guru masih merasakan trauma pasca bencana hidrometereologi yang merunggut 8 nyawa di Buntu Sarek.
"Karena kejadian sejak longsor kemarin, sekolah belum bisa dibuka. Jalanannya tidak bisa lewat. Terus mengungsi semua orang tua siswa dengan anaknya ke Kecamatan Bajo," akunya, Rabu (12/6/2024).
"Anak-anak juga masih trauma, jadi masih belum naik ke rumahnya. Hanya ada beberapa bagian sekolah yang retak. Guru-guru dan juga trauma," tambahnya.
Kata Nuraini, pelaksanaan Pemahaman Baca dan Tulis (PBM) kelas 1-5 di satu petak ruangan yang disediakan.
"Kemudian ditugaskan dari Pak Korwas dan Ibu Pengawas sediakan tempat di sini. Kini kita mulai belajar mulai dari PAT kelas 6. Kemudian PBM kelas 1-5 lanjut dengan semester," terangnya.
Selama proses ujian berlangung, siswa SD 42 Buntu Sarek juga hanya mengenakan baju kaos.
Pasalnya, semua perlengkapan sekolah mereka masih berada di rumahnya.
"Untuk kelengkapan sekolah, anak-anak pakai baju biasa. Banjunya ada di kampung. Tidak sempat dia bawa kesini. Untuk selama ini baju seragam belum ada dari Pemda. Hanya ada dari Dinas untuk buku pembelajaran" tutupnya.
Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana
Pemuda Luwu Timur Syauqi Madani Juara I Duta Wisata Sulawesi Selatan 2025 |
![]() |
---|
Diduga Aniaya Warga, Oknum Polisi Picu Bentrokan Antardesa di Luwu |
![]() |
---|
130 Pelajar Luwu Raya Ikuti Turnamen Panahan PMDS Fest 2025 |
![]() |
---|
Anak Dianiaya Orang Tak Dikenal, Oknum Polisi Luwu Pukul Warga, Pemuda Dua Desa Perang Batu |
![]() |
---|
TKD Luwu 2026 Anjlok Rp228,57 Miliar, Dana Desa Turun Drastis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.