Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ponpes Multidimensi Al Fakhriyah

Ponpes Multidimensi Al Fakhriyah Makassar Cetak 36 Wisudawan MA dan 75 Lulusan MTs

Wisuda Santri ke VIII sekaligus Milad Pesantren ke XVIII digelar di Ponpes Multidimensi Al-Fakhriyah, Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Makassar pad

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
FAQIH/TRIBUN TIMUR
Suasana Pengukuhan lulusan Madrasah Aliyah di Ponpes Multidimensi Al-Fakhriyah, Makassar, Sabtu (8/6/2024) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pondok Pesantren Multidimensi Al Fakhriyah kembali melahirkan lulusan baru.

Wisuda Santri ke VIII sekaligus Milad Pesantren ke XVIII digelar di Ponpes Multidimensi Al Fakhriyah, Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan,  Sabtu (8/6/2024).

Jumlah Peserta didik yang Lulus Tingkat Madrasah Aliyah (MA) sebanyak 36 orang.

Sementara tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebanyak 75 orang.

Adapun rincian lulusan MTs yakni 48 Laki-laki dan 27 Perempuan.

Ada juga lulusan wisuda Tahfidz sebanyak 15 orang.

Prosesi wisuda pun berlangsung begitu khidmat.

Pimpinan Ponpes Multidimensi Al Fakhriyah Prof KH Muammar Bakry, menegaskan ikatan terkuat dalam menjalani kehidupan adalah keimanan dan ideologi.

Bahkan ini melebihi ikatan keluarga menurutnya.

Sebab, keimanan disebutnya menuntun manusia hingga akhirat kelak.

"Ikatan yang paling kuat adalah ideologi dan keimanan," jelas Prof KH Muammar Bakry.

Hal inilah dibekalkan kepada para siswa selama menimba ilmu di Ponpes Multidimensi Al Fakhriyah.

"Mudah mudahan dengan hadirnya anak kita disini selama 3 sampai 6 tahun bisa membuat pergerakan kuat dari sisi ideologi. Kami mewakili pembina terima kasih buat orangtua yang menitipkan putra putrinya," lanjutnya.

Kepala Kanwil Kementrian Agama (Kemenag) Sulsel H Tonang menilai ponpes ini telah sukses mendidik para siswa.

Pilihan orang tua menyekolahkan anaknya di Ponpes Multidimensi Al Fakhriyah pun dinilai bijak.

"Kami paham para santri yang menuntun ilmu di Ponpes ini mendidik ilmu di ponpes butuh ketekunan, tawakkal, niat yang baik," jelas H Tonang.

"Pilihan orangtua menyekolahkan di Ponpes, beberapa tahun ini para orangtua menitipkan anaknya belajar dan pendidikan keagamaan di Ponpes supaya jadi bekal anak-anak kita," lanjutnya.

H Tonang melihat perkembangan zaman telah menuntut adaptasi.

Ilmu pengetahuan dan teknologi dinilai telah mempengaruhi pola kehidupan masyarakat.

Untuk bertahan dengan hal itu, belajar di pesantren menurutnya tepat.

Sebab tak hanya persoalan akademik, pesantren menuntun siswa dalam spritual dan keimanan.

"Beberapa tahun ini jadi tantangan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi pola sikap, pikir dan pendidikan kita. Salah satu cara ampu untuk mendidik anak kita dengan belajar di pesantren," jelasnya.(*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved