Ingat Anton Charliyan Eks Kapolda Sulsel? Ungkap Penyebab Tak Urusi Kasus Vina saat Kapolda Jabar
Anton Charliyan menjabat Kapolda Jawa Barat saat kasus Vina Cirebon ditangani Polres Bogor tahun 2016.
Berdasarkan keterangan saksi, Anton mengatakan sosok Pegi Setiawan dikenal sebagai orang yang sadis. Sehingga saksi takut.
Selama ini, kata Anton, ada tradisi geng motor yakni harus saling melindungi dan solid.
"PS dikenal sadis berani menusuk secara samurai, secara internal takut sama PS dan gengnya, kalau tidak aktif di geng akan diintimidasi. Tradisi-tradisi ini ada. Mereka tetap akan melindungi," imbuh Anton.
Mengenai keterangan kuli bangungan rekan Pegi Setiawan yang menyatakan tersangka sedang di Bandung saat tragedi pembunuhan Vina Cirebon, Anton memberikan penjelasan.
"Itu namanya alibi. Alibi untuk menentukan saat kejadian yang bersangkutan ada di TKP atau tidak," ujar Anton.
Anton menghargai pernyataan Pegi Setiawan yang mengaku tidak terlibat dalam kasus itu. Hal itu diatur dalam Undang-undang bahwa setiap tersangka memiliki hak ingkar tetapi harus disertakan bukti-bukti.
Anton pun menjelaskan bahwa penyidik menyebut ada tiga saksi yang memberikan keterangan Pegi terlibat kasus itu.
Satu saksi terlibat kasus pembunuhan Vina Cirebon. Lalu dua saksi berada di luar tahanan. Anton tidak menyebutkan dua saksi lain karena dilindungi.
"Di luar ini mereka pun mungkin takut," katanya.
Ayah Pegi Setiawan, Rudi Irawan dan rekan Pegi, Suharsono alias Bondol memberikan keterangan bahwa pada hari kejadian kasus tersebut, Pegi sedang berada di Bandung.
Tak hanya itu, Rudi juga mengatakan dirinya memberikan bayaran atau gaji kepada kuli bangunan pada Sabtu 27 Agustus 2016.
Menanggapi hal tersebut Anton mempertanyakan hal tersebut terkait pemberian gaji pada malam hari.
"Menerima gaji biasanya pagi," imbuhnya.
Anton menilai penyidik dapat menggunakan metode Scientific Crime Investigation untuk mengungkap kasus tersebut.
Ia mencontohkan penyidik bisa mengecek IT Base Transceiver Station (BTS) untuk mengetahui lokasi seseorang pada suatu waktu.
Hal itu pernah dilakukan Anton saat menjabat sebagai ketua tim penyidik kematian aktivis Munir.
"Ketahuan melalui teknik jaring laba-laba," katanya.
Kemudian, penyidik bisa mengecek darah dan sperma.
"Sperma bisa mati tapi DNA tidak bisa mati. Itu unlimited," kata Anton.
Anton menuturkan bercak darah di baju atau senjata tajam bisa dicek kembali. Ia menyebutkan barang bukti kasus Vina Cirebon saat ini masih ada di tangan penyidik.
Anton juga menjelaskan mengenai hilangnya 2 DPO yakni Andi (31) dan Dani (28). Menurut Anton, rekonstruksi ulang dapat mengungkap hal tersebut.
"TKP ini merupakan dasar untuk mengungkap suatu perkara meskipun sudah berpuluh tahun. Nanti akan ketahuan benar enggak ada peran dua orang yang hilang ini, atau betul tidak ada atau fiktif," katanya.
Anton pun mengaku telah bertanya kepada penyidik saat ini mengenai dua DPO yang dihapus.
"Pak saya sudah desak, mereka (terpidana) tidak bisa mengidentifikasi dua orang ini. Masa kami memaksakan yang tidak ada," kata Anton menirukan ucapan penyidik.
Meskipun, Anton memaklumi keluarga korban yang mempertanyakan hilangnya dua DPO tersebut. Bahkan, Anton kembali bertanya ke penyidik mengenai hal itu.
"Istilahnya berulang-ulang mereka tidak bisa mengidentifikasi, jangankan foto, sketsa tidak ada. Ketika ditanya Dani bentuknya gimana, ini mengatakan bulat, si ini mengatakan lonjong ini mengatakan kurus, ini kan fiktif," ujarnya.
Meskipun terdapat keputusan pengadilan mengenai dua DPO tersebut. Menurut Anton, pengumuman dua DPO dihapus oleh Polda Jabar bukan menggugurkan keputusan pengadilan.
"Keterangan di masa lalu berbeda dengan sekarang ini," katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kasus Vina Pas Masanya,Eks Kapolda Jabar Tanya Penyidik Seyakin Apa Pegi Salah & Ingatkan Soal Saksi
Irjen Yudhiawan eks Kapolda Sulsel Promosi Jenderal Bintang 3? Dapat Jabatan Baru Kementerian ESDM |
![]() |
---|
PHK di Sulsel Terbanyak Ke-6 Indonesia, Peringkat Pertama di Sulawesi |
![]() |
---|
Profil Irjen Rudi Setiawan Kapolda Jabar Bebaskan 670 Perusuh |
![]() |
---|
Sulsel Masuk 10 Besar Jumlah Siswa SMK Terbanyak di Indonesia, Jawa Barat Nomor Satu |
![]() |
---|
Sosok Besan Komjen Fadil Imran Ketua Sidang Komisi Kode Etik Kompol Kosmas, eks Kapolda Sulsel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.