Opini
Menakar Peluang Calon Alternatif Pilkada Gubernur Sulsel
Kurang dari 185 hari Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) akan ditentukan kurang lebih 26.375 TPS.
Tetapi menawarkan calon alternatif, bukanlah juga hal tabu untuk di diskusikan dan bahkan diperdebatkan melalui forum-forum diskusi dan analisis media.
Tujuannya satu, kita sebagai masyarakat Sulsel, harus memiliki paradigma yang sama, bahwa lima tahun adalah waktu yang cukup untuk memperbaiki masa depan kita sebagai warga Sulsel.
Jika kita memiliki pemimpin memiliki kapasitas yang benar-benar berniat dan memiliki tujuan untuk kemaslahatan dan kesejahteraan warga Sulawesi Selatan.
Caranya bisa beragam. Bisa dengan menawarkan nama-nama calon ke partai politik, dan meminta ke partai politik untuk membuka forum diskusi kepemimpinan ideal untuk Sulsel,
Bisa juga dengan mengajukan forum untuk para kandidat yang akan maju bertarung menawarkan dan mendiskusikan program yang akan mereka tawarkan untuk pemilih.
Tentu ini butuh ikhtiar bersama, baik dari kalangan partai politik, akademisi, dan tokoh-tokoh non partisan yang betul-betul ingin melihat Sulawesi Selatan lebih baik dan lebih maju dan sejahtera.
KPU pun bisa “berinisiatif”, bekerjasama dengan kampus-kampus, untuk membuka forum debat ilmiah, tentang visi misi dan program para kandidat.
Inisiatif lain, bisa dimunculkan melalui forum lintas organisasi pemuda dan keagamaan, mengundang para bakal calon untuk memaparkan Visi Misi dan Program para kandidat.
Terakhir yang tidak kalah penting adalah, peran media.
Sebisa mungkin, sebagai bagian dari instrumen demokrasi yang paling independen (seharusnya) mampu menjadi bagian utama lahirnya kepemimpinan ideal bagi Sulawesi Selatan.
Media bisa mengambil peran sentral untuk bisa setiap waktu mempublikasikan, bukan hanya track record dan kapasitas para calon.
Tetapi juga isi pikiran dan komitmen apa akan diperjuangkan para calon pemimpin Sulsel yang bisa membawa masyarakat ke arah masa depan lebih baik.
Publikasi secara jujur dan edukatif, adalah bagian dari moral dan tanggung jawab dari media massa.
Kita butuh partisipasi orang-orang cerdas Sulawesi Selatan untuk mengetahui yang terbaik dari semua pilihan tersedia.
Supaya kita tidak bertanya-tanya seperti ungkapan seorang penulis terkenal berkebangsaan Amerika, Samuel Langhorne Clemens, atau lebih dikenal dengan nama pena- Mark Twain- di atas “Kadang-kadang saya bertanya-tanya apakah dunia ini dijalankan oleh orang-orang pintar mempermainkan kita, atau oleh orang-orang bodoh yang sungguh-sungguh”.
Opini Tribun Timur edisi Kamis (30/5/2024).(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.