Opini
Waisak Harmonis dalam Keberagaman
Umat Buddha melakukan Pujabakti Waisak di candi, vihara, cetiya ataupun rumah dimana mereka berada.
Hasil Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Kegiatan Keagamaan Tahun 2024 antara Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha dengan perwakilan Sangha, Persatuan Umat Buddha Indonesia (PERMABUDHI) dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) di Gedung Kementerian Agama, tanggal 14 Maret 2024.
Yakni pembahasan tema besar perayaan Waisak Nasional Tahun 2024, yaitu “Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis dan Bahagia”.
“Tema peringatan Trisuci Waisak 2568 BE ini memberi pesan kepada kita bahwa perbedaanbukanlah sesuatu yang harus diperdebatkan dan dipertentangkan. Perbedaan harus dipahami dan disadari sebagai keberagaman yang saling menguatkan satu sama lain dalam menapaki hidup luhur untuk mencapai tujuan kehidupan yang harmonis dan bahagia,” tutur Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Supriyadi.
Karena itu, umat Buddha diharapkan memaknai peringatan Trisuci Waisak dengan mengedepankan kesadaran akan keberagaman guna merajut kehidupan bersama dengan suka cita.
Kesadaran Keberagaman
Guru Agung Buddha telah mengingatkan arti penting kesadaran atas perbedaan sebagai keberagaman dalam upaya menghindari perselisihan.
Dhammapada Syair 6 menyatakan: “Pare cana vijananti, Mayamettha yamamase, Ye ca tattha vijananti, Tato sammanti medhaga”. Artinya, “Masih banyak orang tidak mengerti mengapa kita dapat binasa di dunia ini akibat perselisihan. Ia yang memahami kebenaran ini, akan dapat melenyapkan perselisihan”.
Kesadaran bahwa bangsa ini kaya akan keragaman, sangat penting untuk merawat harmoni dan kerukunan.
Sebab, kerukunan adalah prasyarat pembangunan.
Umat Buddha menjadikan Waisak 2568 BE sebagai momentum merajut kembali kerukunan setelah dinamika pemilihan
presiden dan legislatif.
Saatnya menjalin sinergi untuk bersama-sama memberikan kontribusi terbaik bagi pembangunan bangsa ke depan.
Umat Buddha sebagai bagian dari heterogenitas bangsa Indonesia patut untuk menciptakan keharmonisan dengan berpedoman pada Dhamma, Ajaran Buddha.
Keberagaman merupakan suatu kewajaran dalam kehidupan bermasyarakat, karena masing- masing orang memiliki tanggungjawab perilaku (karma) yang berbeda satu sama lain.
Masing- masing orang mewarisi hasil perilakunya sendiri, sehingga sudah pasti akan terjadi perbedaan dan keberagaman banyak hal dalam kehidupan ini.
Meskipun terjadi berbagai perbedaan tetapi masing-masing orang mendambakan kehidupan yang nyaman.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.