Opini
Nestapa SYL Melampaui Kematian
Begitu pertanyaan kerap diajukan kepadaku oleh sejumlah orang yang bersimpati pada Syahrul Yasin Limpo semenjak menjadi pesakitan.
Jujur, saya terenyuh menyaksikan semuanya. Adegan yang dipertontonkan terkesan lebih sebagai pembunuhan karakter.
Ditelanjangi dan dipermalukan sedemikian sampai tak ada lagi yang tersisa. Siri’ yang menjadi jati diri bagi lelaki Bugis-Makassar pun telah terenggut darinya.
Apa kemudian terjadi? Meski pengadilan belum menjatuhkan vonis, tapi publik di luar sana telah menghukumnya jauh lebih kejam.
Sampai rumpun keluarga besarnya pun turut menanggung dampaknya.
Padahal mereka sama sekali tak tahu menahu. Sedangkan bagi SYL, hukuman semacam itu, mungkin dirasakan jauh lebih menyakitkan dari pada sekadar dipenjara.
Andai saja pada akhirnya pengadilan memvonis bebas dirinya, maka masihkah itu berarti bagi SYL? Mungkin saja tidak.
Sebab seorang tokoh – pemimpin dalam tradisi Bugis-Makassar, kehilangan siri’ adalah nestapa yang melampaui kematian.
Dan, kini SYL seolah ditinggal sendiri di pojok, untuk kemudian dipaksa menelan semuanya sendirian.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.