Breaking News
Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pasca Longsor Luwu Sulsel, 50 Murid SD Tibussan-Buntu Sarek Belajar di Rumah Warga

Kepala Dinas Pendidikan Luwu, Andi Palanggi mengaku, setidakmya ada 40 sekolah yang terdampak bencana.

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN TIMUR
Potret salah satu sekolah di Kecamatan Suli Barat, Kabupaten Luwu pasca diterjang banjir bandang. Beberapa fasilitas seperti buku dan alat praktik rusak terendam material lumpur. 

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Pasca banjir-longsor yang menerjang Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan berdampak pada proses belajar mengajar di beberapa sekolah.

Pasalnya, bangunan dan sarana belajar mengajar mengajar ikut rusak akibat material longsor dan terendam banjir.

Kepala Dinas Pendidikan Luwu, Andi Palanggi mengaku, setidakmya ada 40 sekolah yang terdampak bencana.

"Sebanyak 15 rusak berat. Kami sudah data untuk rehab rekon. Kemudiam 12 rusak ringan, 13 terdapat sedimen lumpur di sekolah. Jadi masuk-masuk hingga ke ruang kelas," jelasnya, Jumat (17/5/2024).

Kata Andi Palanggi, pihaknya meminta agar dilakukan kajian analisis kelayakan terhadap beberapa sekolah pasca tanah longsor di Kecamatan Latimojong.

"Ada beberapa sekolah juga butuh kajian analisis apakah masih layak dipakai. Kondisi masih bagus, tapi struktur tanah yang ada di bawah dan atas terjadi patahan yang berada di Latimojong," bebernya.

Sebanyak 50 siswa sekolah dasar (SD) asal Desa Tibussan dan Buntu Sarek, Kecamatan Latimojong kini belajar darurat di rumah warga.

Akibatnya, proses ujian siswa kelas 6 SD molor sepekan dari jadwal awal yang sudah ditentukan.

"Tadi kami datang ke penampungan waduk di Bajo, ada 50 siswa SD dari Tibussan dan Buntu Sarek. Proses belajar-mengajarnya darurat di rumah warga," ujar Andi Palanggi

"Kita rencana kelas 6, ada sekitar 12 orang kita akan rencanakan, gabungkan ujiannya di Korwil Bajo," tambahnya.

Rusaknya bangunan sekolah di Kecamatan Latimojong akibat tertimpa material longsor, membuat siswa harus numpang  belajar di sekolah lain.

"Kemudian ada 18 orang siswa SMP Tibussan kita titip di SMP 1 Bajo. Kemudian ada beberapa siswa yang kami titipkan. Untuk SD Kaladi kita titipkan di Tondo Tanga," akunya.

Andi Palanggi menerangkan, pihaknya juga menyediakan kebutuha siswa macam baju sekolah dan alat tulis.

"Selain itu infocus (proyektor) yang akan digunakan di penampungan yang ada siswa SD-nya," tutupnya.

 

Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved