Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Meneruskan Semangat Setia di Jalan Dakwah

Anregurutta Sanusi Baco dikenal sebagai ulama kharismatik yang dikenal santun dan disegani banyak kalangan.

Editor: Sudirman
zoom-inlihat foto Meneruskan Semangat Setia di Jalan Dakwah
Ist
Muammar Tauhid

“Meneruskan Semangat Setia di Jalan Dakwah” adalah salah satu cara kita sebagai generasi millenial yang berkecimpung di dunia dakwah untuk terus menjalankan nilai-nilai dakwah dari Anregurutta Sanusi Baco.

Konsep dakwah yang dibangun oleh AGH. Sanusi Baco adalah berdakwah dengan hati, sehingga tidak pernah membosankan isi dari ceramahnya walaupun berulang kali didengar oleh jamaah, dan tidak pernah menuai protes atau kritik dari
berbagai macam kalangan terkhususnya yang berada di Sulawesi Selatan.

Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA, mengatakan bahwa suatu ketika ada yang bertanya kepada Gurutta, apa dan bagaimana resepnya bisa mengajar dan berdakwah begitu mengesankan dan tanpa membosankan?

Beliau menjawab, kuncinya keikhlasan dan hati nurani.

Saya masih ingat pesan beliau: Kullu ma kharaja min al-qalb waqa’a fi al-qalb (semua yang keluar dari batin, maka itlah yang akan mendarat di dalam batin).

Salah satu kekuatan Guurutta ialah ketawadhuanya.

Beliau tidak pernah melontarkan kata-kata yang bisa ditafsirkan sebagai orang angkuh, meskipun ilmu dan kearifannyatidak teringkari.

Beliau tidak pernah terdengar menyebut kekurangan dan kesalahan orang di depan publik.

Gurutta pengurus teras NU pusat sampai di tingkat wilayah, tetapi semua ormas lain merasa memilikinya.

Beliau tidak pernah dianggap orang lian oleh siapapun. Kesemuanya ini membuktikan keutamaan beliau.

Melalui momentum Haul ketiga tahun Anregurutta Sanusi Baco, menjadi pengingat kepada kita bahwa semangat dakwah dari beliau harus terus dijalankan.

Kemampuan Anregurutta mempergunakan bahasa itu dalam berceramah dapat menjadi gambaran kepribadiannya.

Semakin baik gaya bahasanya, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya, semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan padanya.

Gaya bahasa itu menghidupkan kalimat dan memberi gerak pada kalimat.

Gaya bahasa itu menimbulkan reaksi tertentu untuk menimbulkan tanggapan pikiran kepada pembaca.

Inilah yang harus terus kita jadikan teladan dan contoh dalam menghidupkan dakwah di tengah-tengah masyarakat, dengan dakwah yang santun dan penuh hikmah seperti Anegurutta Sanusi Baco. Al- fatihah.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved