Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Banjir Luwu

Derita Warga Ulusalu Luwu Sulsel 5 Hari Terisolir, Malam Gelap Gulita, Sembako Menipis, Banyak Sakit

Aktivitas warga Desa Ulusalu Kecamatan Latimojong terhambat akibat timbunan longsor yang memutus akses antar dusun.

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/MUH SAUKI MAULANA
Kepala Desa Ulusalu Kadarusman Samad (44) di Posko Induk Tanggap Bencana Sulsel, Lapangan Andi Djemma, Belopa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Selasa (7/5/2024). Warga Desa Ulusalu menanti evakuasi. 

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Helikopter Carakal TNI AU mengevakuasi belasan warga terdampak tanah longsor di Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Lima hari pasca longsor, akses jalur hingga kini masih terputus.

Kepala Desa Ulusalu, Kecamatan Latimojong Kadarusman Samad (44) menceritakan kondisi warganya yang masih terisolir.

Menurutnya, aktivitas warga terhambat akibat timbunan longsor yang memutus akses antar dusun.

"Sangat banyak yang mau dievakuasi. Karena memang di sana itu antar dusun saja sudah lumpuh total. Setengah mati kita mau lewat," katanya, Selasa (7/6/2024).

Baca juga: 5 Hari Hilang Pasca Banjir Luwu Sulsel, Mutmita dan Suardi Ditemukan Meninggal Dunia

Warga lansia dan anak-anak masih trauma akibat bencana longsor yang merenggut delapan nyawa itu.

"Masih banyak yang sakit dan butuh evakuasi secepatnya ke kabupaten atau segera ke rumah sakit," jelasnya.

Suasana berubah ketika malam.

Menurut Kadarusman, warga berbondong-bondong ke landasan pacu helikopter menanti untuk dievakuasi.

"Kalau malam gelap sekali, mana masyarakat sudah berbondong-bondong ke landasan pacu heli jadi semakin banyak di sana," bebernya.

"Setidaknya ada pengamanan yang bisa atur di sana ketika heli mendarat. Mereka sudah tahu tidak ada jalan lain selain jalur udara," tambahnya.

Warganya di camp pengungsian membutuhkan tenaga medis, sembako dan penerangan.

"Pengungsian kami sementara ini di puskesmas. Apa yang saya alami selama hampir sepekan pasca bencana. Yang dibutuhkan warga itu mulai dari medis, sembako, dan penerangan," tutupnya.

Sekadar informasi, pada Jumat (3/5/2024), banjir bandang dan longsor landa Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Persediaan Obat Menipis

Lima hari pasca tanah longsor di Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) akses jalan masih terputus.

Bantuan logistik dan evakuasi warga masih menggunakan jalur udara dengan bantuan helikopter Carakal milik TNI dan AW 169 Polri.

Baca juga: 2 Peleton TNI-Polri Bakal Disiagakan di Kecamatan Latimojong Luwu Sulsel

Tenaga medis dan bantuan personel TNI-Polri juga dikerahkan untuk membuat Pos Aju.

Kepala Puskesmas Latimojong, Mardimading mengaku persedian obat kian hari makin menipis.

"Di Pustu juga hampir habis. Jadi mohon barangkali suplai makanan dan obat-obatan bisa dipandu," jelasnya, Selasa (7/5/2024).

Suplai obat-obatan bagi warga terdampak terkendala akses dusun yang terputus.

"Masih belum bisa dijangkau. Jalan antar dusun terputus. Kemudian keterbatasan obat kami juga karena tidak semua desa punya akses ke puskesmas," beber Mardimading.

Warga yang terisolir akibat bencana tanah longsor mulai terserang berbagai macam penyakit.

"Penyakit yang muncul flu batuk, diare, demam, dan kemudian hipertensi karena mungkin stres melihat keadaan seperti ini," akunya.

"Warga trauma banyak. Itulah ada peningkatan, rata-rata yang datang hipertensi karena mereka trauma. Mereka dalam kondisi tidak labil," tambahnya.

Selain suplai logistik, dirinya juga meminta agar paket obat-obatan juga dikirimkan.

Sebagai informasi, longsor yang terjadi akhir pekan lalu merenggut delapan korban jiwa di Desa Buntu Sarek, Latimojong.

Hingga hari kelima, posko induk tanggap darurat bencana masih mengevakuasi dan menyalurkan logistik ke warga terdampak.

Kapusdatinkom BNPB Abdul Muhari menerangkan, satu heli akan dikerahkan bawa logistik ke Latimojong tanpa harus mendarat.

"Jadi heli tidak mendarat. Ada paket yang dibawa heli ini, seperti membawa tempat air untuk water boombing. Kalau dulu Waktu yang kita lakukan di Mamuju, begitu logistik kita drop ke darat maka ikatannya akan otomatis lepas. Ini yang akan kita coba," akunya, Selasa (7/5/2024).

BNPB fokus pada penguatan dan penebalan alat angkut udara untuk percepatan distribusi logistik.(*)

Laporan Wartawan Tribun Timur, Muh Sauki Maulana

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved