Suami Bunuh Istri di Makassar
Sosok Suami Bunuh Istri dalam Rumah di Makassar, Tetangga: Orangnya Pendiam dan Pemabuk
H mendadak heboh lantaran diduga membunuh istrinya Jumiati (35) pada 2018 lalu menimbun atau mengubur jasadnya di belakang rumah.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Terduga pelaku pembunuhan terhadap istrinya, H (42) di Jl Kandea 2, Kecamatan Bontoala, Makassar, dikenal sosok tempramen.
H mendadak heboh lantaran diduga membunuh istrinya Jumiati (35) pada 2018 lalu menimbun atau mengubur jasadnya di belakang rumah.
Sosok tempramen H, diungkap ketua RW 4 Bontoala, Andi Tenri saat ditemui di depan rumah lokasi mayat Jumiati ditimbun H, Minggu (14/4/2024) siang.
Selain tempramen kata Andi Tenri, H juga dikenal sosok pendiam yang jarang berinteraksi dengan warga sekitar.
"Dia kurang berinteraksi sama warga, karena mungkin temperamen," kata Andi Tenri.
"Orang begitu dilihat pasti takut. Soalnya dia pendiam. Tapi dia begitu mi," sambungnya.
Sosok tempramen H lanjut Andi Tenri, diketahui lantaran ia kerap main tangan terhadap istrinya Jumiati.
"Saya dengar tetangga, dia sering memang pukul istrinya selama dia tinggal," bebernya.
Hal senada diungkapkan, Ketua RT 03/RW 04, Rizal ditemui di lokasi yang sama.
Bahkan kata Rizal, H kerap pulang ke rumah dalam kondisi mabuk.
"Dia pengangguran, tertutup sama warga di sini. (Suka bikin ulah) Dulunya kalau pulang mabuk," ungkapnya.
Pantauan tribun di lokasi, H sempat dihadirkan polisi saat olah TKP.
H hadir menumpangi mobil Tim Jatanras Polrestabes Makassar.
Ia mengenakan masker, kaos hijau dan celana pendek hitam dengan tangan terborgol.
Tulang Belulang Jumiati Dievakuasi
Mayat perempuan inisial J (35) yang tewas dibunuh suaminya H (42), dievakuasi Tim Dokpol Biddokkes Polda Sulsel ke RS Bhayangkara.
ayat ibu dua anak yang tewas dibunuh H 2018 lalu itu, ditemukan tertimbun di belakang rumah korban di Jl Kandea 2, Kecamatan Bontoala, Makassar.
Mayat J yang tertimbun sejak enam tahun lalu itu, pun menyisakan tulang belulang.
Tulang belulang itu pun dibungkus Tim Dokpol menggunakan kantong mayat orange.
Pantauan di lokasi, kantongan mayat itu tampak dilipat lalu dibawa ke dalam ambulans.
Saat kantongan dibawa dari dalam rumah menuju ambulans, anak korban F (17) tampak histeris.
"Mamakku, mauka lihat mamakku," ucap F dengan nada histeris.
Begitu juga saudara J yang menyaksikan di rumah tetangga, tampak histeris melihat bungkusan tulang belulang J dibawa petugas ke ambulans.
Informasi yang diperoleh dari salah satu petugas yang ikut menggali timbunan, tulang belulang J masih utuh mulai dari kaki hingga kepala.
"Alhamdulillah masih utuh semua, korban mengenakan pakaian warna biru dan celana kotak-kotak," sebutnya.
Untuk kedalaman galian yang dibuat H untuk menimbun istrinya, kata dia, sekitar 15 centimeter.
Kronologi
Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi mengatakan, kasus ini terungkap setelah anak korban inisial F (17) datang melapor ke Polrestabes Makassar, Sabtu kemarin.
F melapor ke polisi setelah mengaku mendapat tindakan kekerasan atau dianiaya ayahnya H, terduga pelaku pembunuhan istrinya, J.
"Awalnya ada korban seorang wanita usia 17 yang datang melapor ke Polrestabes Makasaar melaporkan dugaan penganiayaan oleh ayahnya atau orangtuanya sendiri," kata Irjen Pol Andi Rian ditemui di lokasi.
Dari interogasi penyidik, akhirnya terkuak, bahwa H juga telah membunuh istrinya J pada 2018 lalu.
Namun, pembunuhan itu tidak terkuak karena H membangun alibi bahwa J, kabur dari rumah dengan pria lain.
"Kemudian pada saat didalami oleh penyidik, dilakukan interogasi, selain keterangan dia dianiaya oleh ayahnya dia juga menceritakan bahwa ibunya bukan lari (dengan pria lain) karena selama ini informasi setelah kita dalami istrinya katanya lari dengan laki-laki lain," ungkap Andi Rian.
"Ternyata dari keterangan si anak bahwa ibunya bukan lari tapi dianiaya sampai mati dan kejadiannya 2018, kalau kita hitung berarti sudah 6 tahun," sambungnya.
Atas informasi F itu, Tim Jatanras Polrestabes Makassar pun bergerak cepat menangkap H.
"Berdasarkan informasi itu kemudian penyidik lalu merespon cepat mengembangkan kemudian mengamankan pelaku," sebutnya.
Polisi Pastikan Korban Pembunuhan
Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi yang ditemui di lokasi, mengatakan, korban dibunuh oleh suaminya sekitar 2018 lalu.
"Kejadiannya ini 2018. Berarti sudah enam tahun," kata Irjen Pol Andi Rian.
Saat ini, pelaku H lanjut Andi Rian telah diamankan oleh personel Satreskrim Polrestabes Makassar.
"Tersangka sudah kita amankan, dan sementara dalam pendalaman," bebernya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.