Makassar Biennale
Enam Seniman Mural dan Asia Ramli Berkolaborasi di Nipah Park
Keenam seniman tersebut adalah Dally Mozartdy, Iswan Bintang, Manifesto 09, Makkomikki, MGIVV, dan Kadokerr.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Mulai hari ini, Sabtu (22/11/2025), pengunjung Nipah Park akan disuguhi pemandangan berbeda.
Kegiatan ini berlangsung di Nipah Park mulai 22 hingga 30 November 2025.
Publik dapat menyaksikan proses live painting secara intensif pada tanggal 22-24 November, sebelum karya tersebut dinikmati sebagai pameran utuh hingga akhir bulan, 30 November 2025.
Dinding-dinding beton akan berubah menjadi panggung visual hidup.
Sebagai bagian dari Makassar Biennale VI 2025: Revival, program "Live Murals" resmi dimulai dengan menghadirkan enam seniman/kelompok seni rupa yang akan berkarya secara langsung di hadapan publik.
Keenam seniman tersebut adalah Dally Mozartdy, Iswan Bintang, Manifesto 09, Makkomikki, MGIVV, dan Kadokerr.
Mereka ditantang untuk menerjemahkan tema "Revival" (Kebangkitan) dalam durasi waktu yang singkat.
Baca juga: Makassar Biennale 2025 Usung Tema “REVIVAL!”, Tegaskan Posisi Sulawesi Selatan di Peta Seni Dunia
Berdasarkan bocoran, para seniman membawa narasi yang kuat dan beragam:
Iswan Bintang akan menghadirkan karya bertajuk "Tumbuh Dari Yang Runtuh". Ia mendekonstruksi stigma badik (yang sering dianggap alat pemutus hidup) menjadi objek yang menumbuhkan bunga mawar.
Karyanya berbicara tentang harapan bahwa dari kehancuran sekalipun, kehidupan baru bisa bersemi.
Kadokerr dan MGIVV mengusung konsep "Bangkit Bersama…, dan “Membangunkan ….” Terinspirasi dari lukisan tertua di dunia di Leang Karampuang, ia akan membenturkan semangat prasejarah dengan isu modern sampah plastik.
Dally Mozartdy dan Manifesto 09 mengangkat tema "Kelahiran Kembali", menyoroti peran perempuan sebagai agen kebudayaan dan penjaga lingkungan yang memastikan tradisi tetap hidup lintas generasi.
Sementara itu, kolektif Makkomikki memilih langkah berbeda dengan merahasiakan konsepnya. Dinding mereka akan menjadi elemen kejutan yang idenya baru akan tumpah saat cat pertama disemprotkan besok pagi.
Keistimewaan dari sesi dari rangkaian Makassar Biennale ini adalah adanya interaksi lintas disiplin.
Seniman performance art Asia Ramli Prapanca dan Tim (Jumaris, Angga, Lala, Yhugi Prama Saptra, Ariel Ainun Chandra, Jaya dan Andi Taslim) akan hadir merespons proses pembuatan mural tersebut menggunakan media sarung.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/20251122_TEATER-SARUNG_teater-sarung-2025.jpg)