Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Idul Fitri 1445 H

Mbah Benu Ungkap Isi Pembicaraannya Saat 'Menelepon Allah' hingga Lebaran Idul Fitri 5 April

 Ratusan warga yang tergabung dalam jamaah Masjid Aolia di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membuat geger karena shalat Idul Fitri

Editor: Edi Sumardi
DOK TRIBUNNEWS.COM
KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau Mbah Benu, pemimpin jamaah Masjid Aolia di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang Lebaran Idul Fitri, Jumat (5/4/2024) kemarin. 

"Terkait pernyataan saya tadi pagi tentang istilah menelepon Gusti Allah SWT itu sebenarnya hanya istilah. Dan yang sebenarnya adalah perjalanan spiritual saya kontak batin dengan Allah SWT."

Mbah Benu meminta maaf apabila pernyataannya telah menyinggung pihak lain.

"Apabila pernyataan saya yang menyinggung atau tidak berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, terima kasih," kata Mbah Benu.

Putra kelima Mbah Benu, Daud Mastein mengatakan pernyataan sang ayah merupakan kiasan semata.

Menurutnya, Mbah Benu mengaji dan melakukan amalan lainnya untuk menentukan awal dan akhir Ramadan serta kedatangan bulan Syawal.

"Ya ngaji, ya amalan dan itu merupakan salah satu karomahnya beliau," kata Daud.

Daud menyadari pernyataan sang ayah telah menimbulkan kegaduhan dari pihak-pihak yang menelannya mentah-mentah. Ia mewakili keluarga dan seluruh Jamaah Masjid Aolia tetap menyampaikan permintaan maaf untuk itu semua.

"Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena telah menimbulkan kegaduhan, mari kita tetap jaga kerukunan antarsesama," ujarnya.

Lurah setempat, Sutarpan mengatakan, aktivitas puluhan warga yang tergabung dalam jamaah Aolia itu dilakukan sejak dulu.

Warganya sudah terbiasa dengan penetapan hari raya Idul Fitri lebih awal yang ditentukan oleh jamaah Aolia. "Kami sudah terbiasa dengan ini, sehingga jika mereka merayakan lebih cepat, warga di sini hanya bisa toleransi dan menghormati," ucapnya sebagaimana diwartakan TribunJogja.com.

Dia mengaku, selama ini hubungan antara jamaah Aolia dan warga yang bukan jamaah terjalin harmonis. Warga saling memahami.

"Tidak pernah ribut-ribut. Kami di sini ya damai saja. Mereka ibadah ya silakan. Tidak ada yang merasa terganggu,"ujarnya. Hubungan harmonis itu, kata Sutarpan, dapat dilihat saat perayaan Lebaran yang ditetapkan oleh pemerintah.

Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas, mengatakan perayaan Idul Fitri yang lebih awal dilakukan oleh ratusan jamaah Aolia merupakan keyakinan mereka dan harus dihormati.

"Itu keyakinan mereka dan kita harus hormati," ujarnya kepada Tribunnews.com, Jumat kemarin.

Sementara terkait pernyataan Mbah Benu yang menelepon Allah, Ketua MUI Asrorun Ni'am menilai pernyataan itu merupakan sebuah kesalahan sehingga perlu diingatkan.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved