Opini Tribun Timur
Mudik, Reuni Pasca Pemilu dan 'CLBK' Dihari yang Fitri
Salah satu hal yang membuat kita ikut terharu, dimana puasa tahun ini tak sedikit oknum pejabat menjadi alim dan begitu khusuk dalam beribadah.
Meski ada sedikit ironi, dimana hasil perhitungan suara dari Ikhtiar antrian kita di TPS untuk memilih wakil rakyat dan pemimpin negeri sempat linglung dalam perjalanannya.
Penyebabnya sederhana, mesin bermerek SIREKAP nyaris mengalami mogok di tengah jalan. Pemegang remote dan perancang aplikasinya pun diawal saling lempar tanggung jawab perihal siapa yang bertanggung jawab atas masalah ini. Meskipun pengakuan bersalah tetap ada, namun tak serta merta menghapus kecurigaan potensi kecurangan dari setiap proses data hasil yang di tampilkannya.
Kita juga patut bersyukur, tim sukses tetap menjaga kondusifnya pesta demokrasi ini. Tim sukses dari level RT hingga level terelit mampu menjaga agar gejala yang bisa meningkatkan tensi kekacauan bisa direduksi dengan baik.
Bisa jadi timses ini juga menyadari apa yang berlangsung di momentum ini bahwa kaum elite politik itu sebenarnya sekedar sebuah gejala konversi atau proses dimana mereka sedang bergerak menuju kepatuhan pada parpol dan kekuasaan tertinggi semata selama lima tahun kedepan.
Sementara para timses ini harus bergelut kembali dengan berbagai kesulitan hidupnya, ironisnya mereka juga dihadapkan dengan bagaimana memperbaiki hubungan silaturahmi dengan keluarga, tetangga terdekat pasca perbedaan pilihan politik, sebuah problem klasik yang tetap perlu kita hikmahi bersama.
Semoga ramadhan kali ini bisa berhasil membimbing kita semua agar tidak mengumpulkan anugerah kesejahteraan dari Allah ke kantong pribadi. Akan tetapi kita justru sanggup mendistribusikan ke semua orang dengan cara yang cukup simple, yakni mengambil seperlunya dan berbagi sewajarnya.
Meskipun ada juga beberapa person yang menganggap bahwa hal di atas dikecualikan pada angka 271 Triliun.
Sebuah angka fantastis yang menegaskan anekdot bahwa "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besar untuk kemakmuran Harvey Moeis".
Serta penegasan lainnya dimana "Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Sandra Dewi". Semoga keduanya senantiasa diberikan kekuatan lahir-bathin dalam menjalani ujian ini.
Terlepas dari polemik pasca pemilu serta angka fantastis dari dugaan korupsi dalam tata niaga komoditas timah, kedua hal itu tak akan mampu menahan laju kerinduan orang-orang untuk bermudik, dimana saat mudik kadang menjadi semacam ruang CLBK dengan romantisme saat melewati setiap jalan dan rumah para mantan terindah dan semua yang pergi tanpa pernah bisa hatinya dimiliki.
Mudik tetap menjadi upaya dari banyak orang agar tak tercerabut dari akar budayanya.
Mudik juga akan menjadi awal dari kemenangan atas respiritualisasi dalam diri kita yang terjebak dalam keangkuhan peradaban modern, dan Idul Fitri yang mengkonversinya ke titik balik ke nilai-nilai transendental dalam kalimat "Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. La ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar wa lillahil hamdu".
Bukan Rapat Biasa, Ini Strategi Cerdas Daeng Manye Mencari 'The Next Top Leader' di Takalar |
![]() |
---|
1 Juni: Pancasila Tetap Luhur, Walau Inter Milan Amburadul |
![]() |
---|
Cinta yang Hilang: Bahasa Diam Dalam Hubungan Digital |
![]() |
---|
Menjalani Ramadan: Berbenah Dalam Bulan Pendidikan |
![]() |
---|
Nostalgia 78 Tahun HMI: Kanda Dimana, Kita Iya Dinda Dimana? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.