Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kolom Teropong

Sandera

Sandera-menyandera dalam dunia politik dapat berlangsung dalam suasana ‘brutal’.

Editor: Hasriyani Latif
dok pribadi/Abdul Gafar
Abdul Gafar, Pendidik di Departemen Ilmu Komunikasi Unhas Makassar. 

Boleh saja kata hatinya bertentangan, tetapi karena ‘taat dan patuh’ terhadap atasannya, hilang keberaniannya.

Masalahnya karena atasan tahu ‘kebobrokan’ anak buahnya. Inilah yang menjadikan bos sebagai penyandera tanpa perlawanan.

Ada cerita yang berkembang bahwa seorang pejabat tersandera karena pernah berbuat pelanggaran hukum.

Agar pelanggarannya tidak diungkit-ungkit maka keinginan bosnya mesti dituruti. Jika membangkang, maka penjara siap menunggunya dengan ikhlas.

Hari ini kita menyaksikan betapa banyaknya orang tersandera karena tekanan pihak lain.

Keinginan pihak tersebut harus dituruti agar tidak ‘tertimpa ‘bencana’ besar.

Di sini kecerdikan mesti digunakan dengan strategi yang cermat, cepat, dan tepat.

Menjadi manusia ‘bunglon’ bukan lagi hal yang luar biasa, melainkan sudah biasa.

Bermuka dua dan berkaki seribu menjadi andalan agar terhindar dari masalah.

Dahulu berkata A, kini berubah dengan manis berucap B.

Manusia-manusia yang mencari selamat dengan sikap pengecut.

Sikap pengecut atau terlalu berani ini melanda banyak profesi.

Ada seorang fanatik siap mati dan berdiri di depan jika ada yang coba-coba mengusik ‘junjungannya’.

Terlebih pengalamannya sebagai mantan serdadu siap mati dalam setiap penugasannya.

'Jangan coba-coba' ya, ucapnya dengan penuh percaya diri.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved