Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Tribun Timur

Navigasi Perubahan: Kontruksi Terhadap Peran dan Relevansi HMI di Masa Depan

Konfercab merupakan forum yang dibuka untuk mencari ketua hmi cabang yang baru dalam rangka regenerasi organisasi.

Editor: Sudirman
Ist
Khoirul Fadhlam, Kandidat Ketua Umum HMI Cabang Makassar Timur 

Oleh: Khoirul Fadhlam

Kandidat Ketua Umum HMI Cabang Makassar Timur


Himpinan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar Timur sedang memasuki agenda konferensi cabang.

Konfercab merupakan forum yang dibuka untuk mencari ketua hmi cabang yang baru dalam rangka regenerasi organisasi.

Pemindahan tongkat estafet dari ketua umum sebelumnya yaitu kanda Faris Zainal kepada calon kandidat yang nanti akan terpilih merupakan perwujudan pasal 8 anggaran dasar, HMI berfungsi sebagai organisasi kader.

Perkaderan adalah proses pembinaan dan pengembangan kader atau anggota suatu organisasi, biasanya dalam konteks politik, sosial, atau organisasi kemasyarakatan.

Proses perkaderan melibatkan pendidikan, pelatihan, pembinaan karakter, serta pemberian pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengemban tanggung jawab dalam organisasi tersebut.

Dalam konteks HMI, perkaderan meliputi berbagai kegiatan seperti pelatihan kepemimpinan, diskusi keislaman, pengabdian masyarakat, kegiatan sosial, serta berbagai kegiatan lain yang bertujuan untuk memperkuat jalinan solidaritas dan komitmen anggota terhadap misi dan visi HMI.

Perkaderan HMI juga seringkali melibatkan pembentukan pemimpin masa depan yang akan mengemban peran dalam berbagai level organisasi, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional.

Salah satu capaian yang paling mencolok dari HMI adalah peran aktifnya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Sejak awal berdirinya, HMI telah menjadi salah satu kekuatan terdepan dalam menentang kolonialisme dan memperjuangkan kedaulatan bangsa.

Anggotanya banyak yang terlibat dalam berbagai aksi perlawanan terhadap penjajah, baik secara terbuka maupun dalam gerakan bawah tanah.

Kontribusi mereka dalam memperkuat semangat nasionalisme dan memperjuangkan kemerdekaan tidak dapat diabaikan dalam sejarah perjuangan bangsa.

Sebagai organisasi yang berbasis Islam, HMI telah menjadi suara bagi keadilan sosial dan keberagaman di Indonesia.

Melalui advokasi, kampanye, dan kegiatan-kegiatan lainnya, HMI terus berupaya untuk melindungi hak-hak rakyat, memperjuangkan keadilan, dan mengatasi berbagai bentuk ketidakadilan sosial.

Di tengah laju perubahan yang terus mengalir, organisasi mahasiswa memiliki peran yang semakin penting dalam membentuk arah dan tujuan masa depan.

Dalam konteks ini, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai salah satu organisasi mahasiswa terbesar dan tertua di Indonesia, tidak dapat menghindari tantangan dan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya.

Dalam menghadapi perubahan sosial, politik, dan teknologi yang pesat, HMI perlu membangun konstruksi baru tentang peran dan relevansinya di masa depan.

Navigasi perubahan yang dimaksud bukanlah sekadar adaptasi pasif terhadap pergeseran lingkungan, tetapi merupakan upaya proaktif dalam membentuk arah pergerakan organisasi.

Perlu dipahami bahwa peran HMI tidak lagi terbatas pada lingkup kampus semata.

Masa depan HMI melibatkan integrasi yang lebih erat dengan masyarakat luas, termasuk berbagai elemen masyarakat seperti pemuda, perempuan, dan komunitas agama.

Hal ini membutuhkan HMI untuk memperluas jaringan dan memperkuat kemitraan dengan berbagai entitas sosial dan politik dalam masyarakat.

Selain itu, relevansi HMI di masa depan juga terletak pada kemampuannya untuk merespons dinamika global.

Sebagai organisasi yang berbasis Islam, HMI memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam membentuk narasi Islam yang progresif dan inklusif di tingkat nasional dan internasional.

Ini menuntut HMI untuk terbuka terhadap perspektif-perspektif baru dan memperbarui strategi serta program-programnya sesuai dengan kebutuhan zaman.

Namun, dalam melakukan konstruksi terhadap peran dan relevansinya di masa depan, HMI juga harus tetap memperhatikan akar dan nilai-nilai dasarnya.

Kehati-hatian dalam menavigasi perubahan tidak boleh membuat HMI kehilangan identitasnya sebagai gerakan mahasiswa Islam yang berakar pada nilai-nilai keadilan sosial, keberagaman, dan kebebasan.

Dengan demikian, Navigasi Perubahan bagi HMI bukanlah sekadar tentang adaptasi terhadap perubahan eksternal, tetapi juga tentang pembenahan internal.

HMI perlu melakukan refleksi kritis terhadap struktur, mekanisme, dan budaya organisasinya agar tetap relevan dan efektif dalam menghadapi tantangan di masa depan.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Teman ‘Baru’

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved