Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ramadhan 2024

Harga Beras Mulai Turun, Harga Daging dan Telur Justru Naik

Penurunan harga tersebut imbas harga gabah kering panen di tingkat petani juga turun dari Rp 8.000 menjadi Rp 7.040 per kilogram.

Editor: Muh Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM
Suasana penjual beras di Pasar Tamammaung, Jl AP Pettarani, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Kamis (29/2/2024) siang. 

Daging sapi murni justru turun Rp 180, menjadi Rp 134.340 per kg.

Harga minyak goreng kemasan sederhana naik Rp 60, menjadi Rp 17.650 per liter.

Harga minyak goreng curah turun Rp 20, mejadi Rp 15.530 per liter.

Diketahui pada tahun 2024, Perum Bulog telah menyalurkan bantuan sosial (bansos) berupa bantuan pangan beras hampir 360 ribu ton. 

Detailnya, pada bantuan pangan tahap I 2024 per 2 Maret 2024, realisasi penyaluran telah mencapai 357.939 ton.

Menurut Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, gelontoran bantuan pangan ini tidak berpengaruh terhadap penurunan harga beras di pasaran.  "Kita telah menyalurkan 360 ribu ton total bantuan pangan.

Kalau ada yang mengatakan bantuan pangan ini tidak berpengaruh terhadap penurunan harga, benar. Tidak berpengaruh," katanya.

Meski tidak mampu menekan harga beras, Bayu menilai ada 22 juta keluarga di Indonesia yang dimudahkan dari bantuan pangan ini karena mereka tidak perlu lagi mencari beras ke pasar.

Tahun ini, jumlah penerima bantuan pangan beras sebanyak 22.004.077 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan pagu per bulan 220.040.770 kg.

"Tetapi ada 22 juta keluarga yang tidak lagi mencari beras secara terdesak untuk pergi ke pasar. Mereka ini adalah yang paling sensitif dengan kenaikan harga," kata Bayu.

Sebanyak 22 juta keluarga yang menerima bantuan pangan ini masing-masing akan menerima 10 kilogram beras.  Informasi yang Bayu dapat, bantuan pangan 10 kg beras ini dapat mencukupi hingga 50 persen kehidupan keluarga tersebut.

"Apabila mereka merasa cukup 10 kg per bulan itu, informasi yang kami terima, (mampu) mencukupi 40-50 persen kebutuhan keluarga itu dalam satu bulan," kata Bayu.

"Sehingga, mereka cukup tenang untuk menjalani hari harinya karena mereka telah memiliki beras," lanjutnya.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menjelaskan alasan harga beras di Indonesia tidak boleh terlalu murah. Menurut dia, pemerintah RI harus mencari titik keseimbangan antara harga di produsen dan di konsumen. Hal itu tak lepas dari Indonesia yang merupakan produsen beras.

"Kita harus mencari balance antara menyenangkan produsen dan juga menyenangkan konsumen karena negara kita adalah juga negara yang memproduksi (beras)," kata Tito.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved