Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

KPU Sulsel: Angin Barat Ancam Distribusi Logistik Pemilu di Pangkep

Cuaca buruk dan gelombang tinggi di laut dikhawatirkan mempersulit petugas logistik dalam menyalurkan perlengkapan pemilu ke pulau-pulau terluar.

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Ari Maryadi
Tribun Timur
Ilustrasi Cuaca Buruk 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel mengungkap, musim angin barat saat ini menjadi kendala serius dalam distribusi logistik pemilu di Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan (Pangkep).

Cuaca buruk dan gelombang tinggi di laut dikhawatirkan mempersulit petugas logistik dalam menyalurkan perlengkapan pemilu ke pulau-pulau terluar.

"Yang jadi masalah sekarang ini hanya Pangkep saya lihat karena itu ada masalah musim angin barat," kata Anggota KPU Sulsel Divisi Perencanaan dan Logistik, Marzuki Kadir kepada Tribun-Timur, Jumat (19/1/2024).

Kabupaten Pangkep tercatat memiliki 13 kecamatan.

Di mana ada 9 kecamatan terletak pada wilayah daratan, sementara 4 kecamatan terletak di wilayah kepulauan.

Empat kecamatan itu di antaranya Liukang Tupabiring, Liukang Tupabiring Utara, Liukang Kalmas, dan Liukang Tangaya

Wilayahnya terbagi menjadi daratan seluas 898,29 kilometer persegi dan kepulauan seluas 11.464,44 kilometer persegi.

Panjang garis pantai di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan adalah 250 km yang membentang dari barat ke timur.

Marzuki Kadir mengungkapkan kendala serius dalam proses distribusi logistik pemilu ke pulau-pulau terluar di Kabupaten Pangkep.

Salah satu contohnya terjadi di Kecamatan Liukang Tangaya, di mana Marzuki Kadir menjelaskan permasalahan terkait jalur distribusi.

"Contohnya di Kecamatan Liukang Tangaya, kami menggunakan satu jalur distribusi logistik pemilu melalui jalur barat. Pulau Sailus, yang berdekatan langsung dengan Bali dan Sumbawa, menjadi langkah awal distribusi menuju ibu kota kecamatan," ujarnya.

Ia melanjutkan, Pulau Sailus juga lebih dekat ke Makassar dibandingkan ke ibu kota kecamatan di Pangkep.

Sehingga, kata Marzuki Kadir, KPU akan memilih jalur barat untuk memudahkan distribusi.

Terdapat dua kecamatan yang dianggap paling terluar di Pangkep, yaitu Kecamatan Liukang Tangaya dan Liukang Kalmas.

Berdasarkan data KPU, sebanyak 24.391 orang yang tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu di dua kecamatan itu.

Rinciannya, Kecamatan Liukang Tangaya 14.038 pemilih dan Liukang Kalmas 10.353 pemilih.

Kecamatan Liukang Tangaya berbatasan langsung dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Bali.

Ssementara Kecamatan Liukang Kalmas berbatasan dengan Surabaya (Jatim) dan Batu Licin (Kalimantan Selatan).

Kendala geografis ini menambah kompleksitas distribusi logistik pemilu ke pulau-pulau terluar.

Kendari begitu, KPU Sulsel tetap berusaha mencari solusi terbaik untuk memastikan setiap TPS menerima logistik tepat waktu.

"Ada dua strategi yang kami lakukan. Pertama, kami masih menggunakan kapal-kapal rakyat untuk menyusuri antara satu pulau ke pulau lainnya," ujar mantan Ketua KPU Pangkep ini.

Lebih lanjut, ia menambahkan, strategi kedua adalah memperbanyak jalur distribusi.

Di Pangkep, pada pemilu sebelumnya hanya ada dua jalur, namun sekarang diusahakan membuka tiga jalur, termasuk jalur tengah untuk menghindari masalah cuaca.

Kadir juga menekankan penggunaan kapal rakyat sebagai pilihan utama.

"Kami lebih memilih kapal rakyat karena kapal Angkatan Laut (AL) memiliki keterbatasan, terutama untuk merapat ke pulau-pulau kecil. Penggunaan kapal besar AL juga dapat menimbulkan risiko keamanan logistik," katanya.

Meskipun menghadapi tantangan cuaca, KPU Sulsel berkomitmen untuk mengambil langkah mitigasi demi menghindari risiko kerusakan logistik pemilu.

"Jika kapal rakyat tidak dapat melaut, kami akan menggunakan kapal besar, meskipun tidak dapat bersandar di pulau-pulau kecil yang sulit dijangkau," tandasnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved