Citizen Reporter
Jepa Kue Tradisional yang Sederhana dan Bersejarah
Dua kata itu cocok untuk mendeskripsikan makanan tradisional khas Suku Mandar yang dijumpai penulis di Majene, Sulawesi Barat.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Ansar
Penulis: Dinda Rezky Audia (Mahasiswi Jurnalistik UIN Alauddin Makassar)
TRIBUN-TIMUR.COM - Sederhana dan Nikmat.
Dua kata itu cocok untuk mendeskripsikan makanan tradisional khas Suku Mandar yang dijumpai penulis di Majene, Sulawesi Barat.
Makanan yang populer hingga saat ini dikenal dengan nama Jepa.
Jumat 24 November 2023, sekira pukul 14:00 Wita penulis berangkat dari Kota Makassar menuju Kabupaten Majene.
Perjalanan yang sangat panjang. Butuh waktu sekitar 7 jam untuk sampai di tujuan.
Keesokan harinya penulis langsung mengunjungi salah satu pasar tradisional di pusat kota.
Penjual jepa berjejer disepanjang jalan.
Jepa atau dalam penyebutannya disebut yepa telah ada sejak tahun 1920 an.
Berbentuk bulat pipih berwarna putih kecoklatan.
Menggunakan bahan dasar sederhana dan alat seadanya.
Berdasarkan informasi yang didapatkan, jauh sebelum familiar di Mandar, Jepa telah ada di Nusa Tenggara Timur tepatnya Flores.
Sehingga beberapa masyarakat beranggapan jika Jepa tidaklah berasal dari Mandar namun menjadi familiar karena telah dijadikan sebagai menu utama bagi masyarakat terdahulu.
Dahulu masyarakat Mandar dipimpin dalam sistem kerajaan. Hanya keluarga raja yang mampu membeli beras kala itu.
Sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup beberapa diantara mereka bahkan mencampur beras dengan jagung untuk menambah jumlah karbohidrat yang akan dikonsumsi.
Namun, bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi yang kurang, mereka akan lebih memilih memakan jepa.
Salah satu alasan mengapa masyarakat Mandar gemar memakan Jepa karena pembuatan Jepa juga sangat sederhana, hanya membutuhkan satu bahan saja yaitu ubi kayu.
Melihat dari kondisi lahan masyarakat Mandar khususnya di Kabupaten Majene yang sangat memadai jika ditanami ubi kayu, sehingga masyarakat tidak akan kesulitan mencari bahan dasar ketika ingin membuat Jepa.
Seorang budayawan Mandar Nasa Tammalassu mengatakan ubi kayu memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
“Pertama nilai ekonomisnya sangat tinggi karena dapat dikatakan ubi menjadi kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga,” ujar Nasa pada Jumat, 8 Desember 2023.
Fakta menarik yang berhasil penulis temukan yaitu dalam lingkungan masyarakat, Jepa dikenal dengan nama yang berbeda-beda.
Di wilayah Kecamatan Sendana Kabupaten Majene mereka menamai jepa dengan nama dange’.
Sedangkan orang-orang terdahulu mengenal jepa dengan sebutan teles.
Meskipun terdapat perbedaan nama, namun bentuk, rasa, dan proses pembuatannya tetap sama.
Seiring perkembangan zaman, kini jepa sudah diolah dengan lebih variatif.
Ada dua jenis jepa yang dikenal oleh masyarakat yaitu Jepa dan Jepa-jepa.
Kedua makanan ini memiliki perbedaan dari segi ukuran dan ketahanannya.
Jepa berukuran sedikit lebih tebal dan hanya bisa disimpan selama satu hingga dua hari untuk kelayakan makanannya.
Sedangkan, jepa-jepa berukuran sedikit lebih tipis dan mampu bertahan mulai 10 hari hingga 3 bulan.
Jepa-jepa juga biasa dijadikan bekal oleh para pelaut ketika sedang melaut.
Mereka memasukkan jepa ke dalam wadah yang kedap udara agar menjaga kualitas makanan.
Budayawan Mandar Nasa Tammalassu juga menjelaskan bahwa terdapat pula jepa yang terbuat dari sagu.
“Bahkan ada jepa yang terbuat dari sagu disebut jepa pa’leo atau jepa tawaro,” ucapnya Jumat, 8 Desember 2023.
“Sekarang juga ada jepa yang dicampur dengan gula merah. Makanan itu dijadikan sebagai cemilan oleh masayarakat saat ini,” lanjut Nasa.
Jepa sangat layak disebut sebagai makanan yang sederhana. Jepa hanya memerlukan ubi kayu sebagai bahan utamanya.
Indo' Uti seorang pembuat jepa menjelaskan jika dalam proses pembuatan Jepa, ubi kayu yang akan digunakan harus dikupas dan dibersihkan terlebih dahulu.
Setelah bersih, ubi kayu di parut menggunakan parutan lalu di masukkan ke dalam karung bekas seperti karung beras yang telah dibersihkan.
Kemudian, karung tersebut di ikat hingga kencang dan diletakkan diantara dua kayu berukuran tebal.
Kayu tersebut berfungsi untuk menindis karung agar kadar air yang ada di ubi kayu berkurang.
Jika air yang menetes dari karung telah berhenti, maka ubi kayu dapat diolah ke tahap berikutnya yaitu proses penyangraian.
Bagian halus dari ubi kayu itulah yang akan digunakan dalam pembuatan jepa. Adonan pembuatan jepa telah selesai.
Selanjutnya, siapkan alat-alat yang akan digunakan untuk memasak jepa.
Alat yang dibutuhkan terbuat dari tanah liat, dibuat khusus untuk memasak jepa.
Ada 3 alat utamanya yaitu panjepangang (berbentuk piring dari tanah liat), tungku api, dan pagero (alat pemerataan jepa ketika berada di atas panjepangang).
Pagero ini terbuat dari tempurung kelapa yang dipadukan dengan bambu sebagai alat pemegang.
Langkah pertama yaitu panaskan panjepangang diatas tungku api.
Kemudian, tuang adonan jepa di atas panjepangang.
Secara perlahan ratakan adonan menggunakan pagero.
Sebenarnya pembuatan jepa membutuhkan dua atau lebih panjepangang dalam satu kali masak.
Ketika piring satu telah selesai, maka akan ditumpuk dengan piring yang lainnya.
Proses masak jepa hanya mengandalkan suhu panas pada setiap piring jepa/panjepangang.
Setelah berwarna sedikit kecoklatan, artinya jepa sudah siap untuk disantap.
Seorang penikmat jepa Rahmiani mengatakan jika jepa panas merupakan hal paling nikmat yang pernah ia makan.
"alau saya lebih suka jika jepa baru sudah diangkat dari piringnya (panjepangang). Apalagi langsung disantap dengan bau piapi/ikan masak,” ucap Rahmiani pada Jumat 15 Desember 2023.
Tidak ada waktu tertentu jika ingin menikmati makanan ini.
Hanya saja, jepa paling nikmat jika disantap bersama bau piapi atau ikan masak dengan kuah kuning yang menjadi salah satu makanan khas masyarakat Mandar. (*)
500 Mahasiswa, Dosen, Tenaga Pendidik Fakultas Kedokteran UMI Dilatih Jadi Dai |
![]() |
---|
Mahasiswa KKN Unhas dan Puskeswan Sinjai Bagikan Vitamin Cegah Penyakit Mulut dan Kuku |
![]() |
---|
Bareng Bhabinkamtibmas dan Kader Posyandu, Mahasiswa KKN Unhas Beri Makanan Tambahan ke Anak-anak |
![]() |
---|
KBA 97 Makassar Siap Mubes II: Ajang Reuni Akbar Sekaligus Perkuat Kontribusi |
![]() |
---|
Siswa di SMA 2 Makassar Bicara Pencegahan Kejahatan Digital dengan Ketua PKK Sulsel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.