Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

DPR RI

Pedagang Ke Mukhtar Tompo, Pasar Karisa Kado Buruk Akhir Tahun

Asosiasi Pasar Karisa menyoroti janji pembangunan pasar yang belum terealisasi dari Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar.

|
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Muh Hasim Arfah
dok Mukhtar Tompo
Mukhtar Tompo bersama pengurus Asosiasi Pedagang Pasar Karisa Jeneponton di atas lahan pasar yang sudah terbakar, Senin (1/1/2023). 

TRIBUN-TIMUR.COM, JENEPONTO- Ketua Pembina Asosiasi Pasar Karisa, Syamsuddin menyoroti janji pembangunan pasar yang belum terealisasi dari Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar.

Syamsuddin terang-terangan mengungkapkan kekecewaannya kepada bupati dua periode itu.

Menurutnya, dalam tiga tahun sejak kebakaran di 2020, sama sekali tak ada yang pernah jelas dari penjelasan pemerintah mengenai kelanjutan pasar. 

Sementara kondisi pasar kurang layak, baik dari segi penataan apalagi kebersihan dan kondisi lingkungan.

MT di pasar darurat Karisa
Anggota DPR RI periode 2014-2019, Mukhtar Tompo bersama pedagang pasar Karisa di area pasar darurat di Jeneponto, Senin (1/1/2023).

"Kami pernah memasang spanduk, tulisannya itu, tolong pasar ku kodong. Tapi tidak diperhatikan, tidak ada hasil," kata Syamsuddin kepada wartawan, Senin (1/1/2024).

"Kami juga pernah pasang spanduk yang tulisannya, kami menolak dipindahkan ke lokasi baru," lanjutnya.

Adapun Pasar Sentral Karisa, dulunya merupakan pasar tradisional bernuansa semi modern kebanggaan masyarakat Jeneponto

Pasar ini beralamat di Kelurahan Empong, Kecamatan Binamu, berada dalam Ibukota Kabupaten Jeneponto

Pasar ini dulunya terminal angkutan umum yang dibangun di masa pemerintahan Bupati Baharuddin Baso Tika. 

Kemudian dikembangkan menjadi pasar di masa pemerintahan Bupati Rajamilo. 

Resmi digunakan mulai tahun 2013, beberapa hari setelah Iksan Iskandar dilantik menjadi Bupati Jeneponto periode pertamanya, 2013-2018. 

Lewat kebijakannya, lanjut Syamsuddin, Iksan Iskandar pula yang membuat kebijakan kepada masyarakat untuk ditempati berdagang. 

Memasuki masa periode kedua Iksan Iskandar, tepatnya 24 September 2020, Pasar Karisa mengalami kebakaran. 

Tercatat ada 600 kios permanen dan 500 kios yang dibuat mandiri para pedagang mengalami kerusakan parah. 

Para pedagang kemudian menyepakati memperbaiki sendiri kiosnya. 

Namun tidak diizinkan pihak berwenang dengan alasan pemkab yang akan mendesain dan membangun ulang Pasar Karisa

Pemkab Jeneponto kemudian membongkar total semua kios dalam pasar hingga rata dengan tanah.

Pemkab menjanjikan pasar yang lebih modern. 

Selama masa antar waktu itu, disediakanlah lahan pengganti sementara yang tak jauh dari lokasi pasar terbakar. 

Namun seiring berjalannya waktu bahkan bertahun-tahun, pembeli semakin berkurang karena suasana pasar yang tidak nyaman. 

Hanya terdiri balai-balai beratap di atas tanah biasa, sehingga jika hujan akan sangat becek. 

Selain itu karena posisi pasar pengganti sementara lebih ke dalam dari area sebelumnya, pembeli tidak antusias.

Akhirnya secara natural penjual mulai pindah lebih dekat ke jalan raya, berlangsung dalam waktu lama menjadi kebiasaan yang sulit ditata ulang. 

Di saat yang sama, masyarakat menyaksikan adanya pengangkutan tanah dari sisa runtuhan pasar tersebut yang terindikasi dijual ke pihak lain oleh oknum tertentu. 

Bahkan hingga besi-besi sisa bangunan juga habis sama sekali.

Hingga akhir masa jabatan Iksan Iskandar, proyek pembangunan kembali Pasar Karisa tak pernah jelas. 

Berbagai dalih pemkab berseliweran di media sosial yang mudah ditemukan. 

"Dari belum cukupnya anggaran, belum adanya persetujuan kementerian perdagangan, hingga kesalahan dilimpahkan ke pedagang yang tak mau diatur jika dibangunkan pasar baru di tempat lain," kata Syamsuddin.

Pada Minggu 31 Desember 2023 lalu, Syamsuddin bersama dua tokoh masyarakat yang juga pedagang di pasar, yakni Amir dan H Ero’, mengundang Mukhtar Tompo, anggota DPR RI periode 2014-2019 ke Pasar Karisa

Alasan mereka meminta bantuan Mukhtar Tompo memfasilitasi kejelasan masalah tersebut dapat berwujud pasar secara nyata. 

Hal itu berangkat dari pandangan mereka bahwa Mukhtar Tompo telah membuat berbagai karya nyata besar.

"Jika Pak Mukhtar mampu mewujudkan berdirinya Bendungan Karaloe di tahun 2021 yang juga bermasalah lebih dari 17 tahun, Insyaallah masalah pasar ini bisa selesai juga dengan bantuannya mencarikan solusi," kata Amir.

“Bukan hanya Bendungan Karaloe, ini pembangkit listrik baling-baling, Lampu jalan, mesin nelayan, penemuan blok minyak dan banyak lagi yang lainnya, itu tidak mudah, yang besar saja bisa diperjuangkan Pak Mukhtar bisa membawanya ke Jeneponto," tambah Amir yang juga berdagang bahan campuran.

Dia berharap penuh kepada Mukhtar Tompo bahwa pembangunan pasar bisa direalisasikan.

Lebih jauh, dia mengungkapkan, Iksan Iskandar resmi mengakhiri masa jabatannya, tetapi janji pembangunan pasar belum direalisasikan.

"Lucu memang dulu ini pasar. Bupati narobohkan dulu, baru cari dana untuk bangun baru. Akhirnya begini mi, tidak ada jelas. Mestinya jangan mi dirubah-rubah kalau memang tidak bisa," kata Amir.

"Atau biarkanmi masyarakat bangun dulu sendiri, kalau memang ada dana nya ya silakan pemerintah rubah. Nabilang orang, ini kado buruk di akhir tahun 2023," katanya.

Terpisah, H Ero mengaku sangat paham soal Bendungan Karaloe juga masih belum selesai.

Namun, pembangunan Bendungan Karaloe butuh perjuangan lanjutan.

Dia mengungkapkan, targetnya itu tujuh ribu hektar yang perlu dapat air. 

Olehnya, dia berharap penuh kepada Mukhtar Tompo bisa menyuarakan aspirasi masyarakat.

Sebab, petani sangat bergantung pada Bendungan Karaloe. 

"Nah sekalian satu kali jalan mi juga pak dengan ini Pasar Karisa, Perlu sekali ditangani orang berpengalaman. Kami butuh orang yang peduli seperti beliau. Semoga Pak Mukhtar Tompo bisa bantu jembatani ke PJ Bupati, atau ke Menteri Perdagangan, atau ke Presiden Jokowi kalau perlu. Kami semua siap menyampaikan langsung masalah ini," tambahnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved