Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Korupsi Smart Toilet dan South Sulawesi Creative Hub Jadi Atensi Kejari Makassar Awal 2024

Proyek Smart toilet atau toilet pintar di SD dan SMP di Kota Makassar itu mengabiskan anggaran Rp 17 milliar.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Alfian
TRIBUN TIMUR
Kejari Makassar rilis capaian sepanjang 2023, Kamis (28/12/2023). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Makassar, menyisakan dua dugaan korupsi yang belum dituntaskan sepanjang 2023 ini.

Dua dugaan korupsi yang masih dalam penyelidikan Pidsus Kejari Makassar itu, adalah Smart Toilet dan South Sulawesi Creative Hub.

Proyek Smart toilet atau toilet pintar di SD dan SMP di Kota Makassar itu mengabiskan anggaran Rp 17 milliar.

Anggaran itu diambil dari Dana Insentif Daerah (DID) Pemkot Makassar pada Tahun Anggaran 2018.

Dana yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Kota Makassar itu, dinilai tidak sesuai harapan.

Sementara SSCH merupakan proyek yang diusulkan Dinas Koperasi dan UMKM Sulsel.

Anggaran untuk proyek pembangunan SSCH atau ruang kreatif millenial itu disebut sempat diusulkan Rp 4 milliar dan ditargetkan rampung pada 2021.

Dilansir Tribun Timur, ruang kreatif tersebut juga sempat digaungkan oleh mantan Gubernur Sulsel kala itu Nurdin Abdullah.

Penyelidikan dua kasus tersebut ditegaskan oleh Kasi Pidsus Kejari Makassar Arifuddin Achmad saat rilis akhir tahun di kantornya, Kamis (28/12/2023) sore.

"Ada dua perkara (tunggakan) di sini, yang pertama ada pembangunan gedung SSCH Dinas Koperasi Provinsi Sulsel dan Smart Toilet (Dinas Pendidikan Kota Makassar)," kata Arifuddin Achmad.

"Ini masih terus kami lakukan penyelidikan terkait dua perkara ini. Disamping juga mengacu terus ke perkara-perkara penyidikan yang sedang jalan," sambungnya.

Perkembangan terakhir, kata dia, untuk pembangunan SSCH, pihaknya sudah turun mengecek kondisi fisik bangunan bersama ahli.

"Kami sudah turun dari ahli teknik fakultas teknik UNM bersama pihak dari Dinas maupun pelaksana dari konsultan," ungkapnya.

Pihaknya pun mengaku masih menunggu hasil penghitungan dari ahli konstruksi yang dilibatkan.

"Mudah-mudahan dari hasil temuan di lapangan, berpotensi adanya kerugian. Itu yang akan kita jadikan dasar untuk meningkatkan penyelidikan ini ke tahap penyidikan," tegas Arifuddin.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved