Opini
Tahun Baru, Pemilu, dan Kesantunan Berbahasa
Berbagai bentuk perayaan dengan nuansa suka cita seperti berkumpul dengan keluarga atau kerabat.
Tidak harus saling menihilkan dan merasa superior karena berbeda.
Apalagi seolah-olah memonopoli kebenaran mutlak dengan memaksakan kehendak.
Milikilah sikap legowo, inklusif dan menjunjung tinggi perdamaian.
Tentunya agar tercipta rasa aman dan ketenteraman bersama.
Bangunlah cara pandang positif, tetap tenang dan tidak mudah reaktif.
Tiadalah guna berkonflik berkepanjangan.
Ingatlah nasehat pepatah “Menang jadi arang, kalah jadi abu”.
Pentingnya Kesantunan Berbahasa
Bahasa merupakan salah satu instrumen yang memiliki peran vital dalam membangun sebuah peradaban.
Selain memiliki nilai-nil;ai filosofis, bahasa memiliki fungsi yang berdampak secara psikologis dan sosiologis.
Menjawab berbagai problematika apabila dilandasi dengan sikap tenang dan penuh kebijaksanaan.
Bahasa tidak boleh dikesampingkan. Akan tetapi menjadi marwah dan menjaga keluhuran bagi insan yang tidak menafikkannya.
Bahasa tumbuh seiringan dengan khazanah kebudayaan bangsa yang mengitegrasikan berbagai bahasa lokal sebagai satu corak identitas bahasa nasional.
Dalam konteks menjawab berbagai problem isu-isu mutakhir, khususnya menjelang tahun baru dan pemilu.
Bahasa seyogyanya digunakan penutur (pembicara, netizen) dengan cara yang etis dan penuh kesantunan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.