Opini
Tahun Baru, Pemilu, dan Kesantunan Berbahasa
Berbagai bentuk perayaan dengan nuansa suka cita seperti berkumpul dengan keluarga atau kerabat.
Terkadang menuai polemik atau diskursus. Pertama, terkait konteks pro kontra "Palestina-Israel”.
Kedua, terkait pemilu, 14 Februari 2024.
Kedua hal di atas biasanya menarik perhatian banyak orang.
Tapi jika tidak cermat akan melahirkan segregasi sosial yang bisa menambah krusial persoalan.
Oleh karena itu, patutlah kita melakukan upaya preventif dan protektisi dini dengan bersikap proporsional dan menjunjung
etika sebagaimana mestinya.
Hal ini penting untuk menyikapi dan mengantisipasi munculnya berbagai polemik karena disebabkan ekspresi yang berlebihan seperti lahirnya ujaran kebencian, rasa ketidakpercayaan, dan sebagainya.
Mengamalkan Nilai-Nilai Pancasila
Menjelang tahun baru dan pemilu patutlah kita mengingat kembali dan mengejawantahkan nilai-nilai Pancasila.
Memahami Pancasila adalah upaya untuk memahami realitas kehidupan berbangsa dan bernegara yang beragam.
Bahwa pada pada prinsipnya perbedaan adalah sebuah keniscayaan dan harus diterima.
Perbedaan suku, agama, ras, dan golongan.
Begitupun dalam konteks demokrasi yang biasanya berbeda sikap atau persfektif sosial politik.
Pancasila adalah konsensus berbangsa dan bernegara yang mengandung nilai-nilai luhur untuk kepentingan dan kemaslahatan bersama. Sebuah kesepakatan dari refresentasi banyak golongan.
Sebagai ideology negara, Pancasila sakral karena mengandung hal-hal prinsip yang telah dipikirkan secara mendalam oleh para pendiri bangsa.
Kelima sila memiliki nilai-nilai yang semestinya terpatri dalam jiwa setiap anak bangsa agar menghargai antar sesama.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.