Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Al-Aqsha Kiblat Para Nabi

Dan salah satu peristiwa penting dan bersejarah adalah pembangunan Masjid Al-Aqsha, klaim kepemilikan hingga penguasaan terhadapnya

Editor: Sudirman
Ist
Dr Ilham Kadir MA, Sekretaris Umum MUI Enrekang 

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Janganlah melakukan perjalanan yang memaksakan diri kecuali ketiga masjid: Masjidil Haram, Masjidku [Masjid Nabawi], dan Masjid Al-Aqsha," (HR. Bukhari: 1191, 1197).

Maka, setiap umat Islam, harus memiliki niat untuk berangkat ke Masjid Al-Aqsha, melaksanakan shalat di sana, sambil menapaktilasi perjalanan dakwah para Nabi.

Masalahnya, saat ini Masjid Al-Aqsha masih dikuasai oleh Zionisme sehingga sebagian umat Islam susah untuk masuk ke Palestina, sebab semua yang akan berkunjung ke Al-Aqsha harus melalui Israel terlebih dulu.

Namun kita tetap wajib berniat untuk datang ke Al-Aqsha, jika pun belum mampu, maka itu telah dicatat sebagai kebaikan di sisi Allah.

Perlu dipahami, bahwa Masjidil Haram dan Masjid Nabawi mendapat penjagaan langsung dari Allah, ketika bala tentara Abraha dari Yamam hendak menghancurkan kakbah, maka Allah hancurkan mereka dengan hujan batu neraka yang dibawa burung ababil.

Demikian pula, ketika ada orang Yahudi menggali terowongan hendak mencuri jasad Nabi di Masjidil Haram, maka Allah perlihatkan pada penguasa saat itu melalui mimpi, dan Yahudi itu pun tamat riwayatnya. Namun Masjid Al-Aqsha diserahkan pada orang-orang beriman untuk menjaganya.

Dan ia akan memperlihatkan, mana yang beriman dan mana munafik. Para penjaga dan pembela Al-Aqsha itulah golongan beriman dan bertauhid.

Lalu langkah-langkah apa saja yang harus kita lakukan dalam merebut kembali Al-Aqsha?

Tentu yang paling utama adalah mendahulukan edukasi dan sosialisasi terkait literasi Al-Aqsha, minimal empat poin di atas. Disebarkan kepada segenap masyarakat, khususnya para ulama, dai, tokoh masyarakat dan para cerdik pandai.

Rumus kita, "Al--'Ilm qablal qaul wal-'amal. Berilmu sebelum berkata dan berbuat".

Sebab tanpa literasi, masyarakat kita hanya membantu dengan reaktif dan berdasar kemanusiaan. Hanya menyumbang jika ada perang terbuka.

Padahal isu Palestina sangat rumit dan butuh penanganan secara konprehensif. Selama Masjid Al-Asha berlum bebas dan Palestina belum merdeka, maka Palestina wajib kita bela.

Hadiahkan harta terbaik sesuai kemampuan secara rutin, sebab para penjaga Al-Aqsha secara khusus masyarakat Gaza bahkan Palestina setiap hari menghadapi persekusi dari penjajah, terutama yang hidup merana dalam kamp pengungsian, mereka sudah puluhan tahun, turun termurun terusir dari tempat tinggalnya akibat kerakusan Zionisme, mereka butuh uluran tangan setiap waktu.

Terakhir, gunakan media sebagai senjata, sebagaimana disebut oleh Abu Ubaidah sebagai Ashabul Aqlam, suarakan kebenaran, pembebasan Al-Aqsha dan kemerdekaan Palestina melalui media massa dan media sosial. Dan, jangan lupa, teruslah berdoa, semoga Allah hancurkan Zionisme dan memenangkan umat Islam. Allahu Akbar!(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved