Opini
Al-Aqsha Kiblat Para Nabi
Dan salah satu peristiwa penting dan bersejarah adalah pembangunan Masjid Al-Aqsha, klaim kepemilikan hingga penguasaan terhadapnya
Dengan disebutkannya keberkahan di dalamnya, maka ada keberkahan berlipat ganda yang terkandung, sebab ketika Allah me-mi’raj-kan Nabi Muhammad ke sisi-Nya, maka rute tersebut menjadi utama dan mulia”.
Sedangkan Yusuf Qaradhawi menjelaskan bahwa ayat ini menerangkan sifat Masjid Al-Aqsa yang memiliki keberkahan di sekelilingnya.
Jika sekelilingnya saja diberkahi, maka terlebih lagi masjidnya itu sendiri.
Selain itu, buah dari perjalanan Isra’ ini adalah adanya ikatan antara permulaan Isra’ dan terminal akhirnya.
Maksudnya, baik dari keutamaan sebagaimana yang tertulis dalam Al-Qur'an dan hadis, maupun dari nilai historisnya, terdapat hubungan yang erat antara Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Aqsa.
Kedua masjid suci tersebut memberikan kesan yang dalam bagi setiap muslim, sehingga tidak mungkin memisahkan kesucian antara kedua masjid tersebut.
Bahkan Rasulullah secara spesifik berdoa untuk Negeri Syam yang di dalamnya termasuk Al-Aqsha, Sabdanya, "Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam," (HR. Bukhari: 7094).
Perlu dijelaskan bahwa sesugguhnya segala yang ditetapkan berdasarkan nash Al-Qur'an maupun Hadis tentang keutamaan Negeri Syam secara umum, maka secara spesifik juga menetapkan keutamaan Baitul Maqdis yang merupakan kawasan Masjid Al-Aqsha dan memiliki keistimewaan khusus bagi umat Islam.
Namun jika dipetakan, Negeri Syam menurut nash, saat ini terdiri dari beberapa negara, mencakup: Suriah, Lebanon, Yordania, dan Palestina.
Menurut Imam Ibn Hajar, redaksi Hadis terkadang menggunakan sebutan Syam, kadang pula menggunakan Baitul Maqdis, dan keduanya merupakan titik yang sama, (Ibn Hajar, Fathul Bari Bisyarh Shahih Al-Bukhari, vol. I/250).
Ibnu Faqih Al-Hamadzani berkata, Pasukan Syam ada empat: Homs, Damaskus, Palestina, Yordania, (Naser Nassar, Hadis Arbain Maqdhisiyah).
Sementara itu, menurut Ibnu Taimiyah, bahwa bumi yang diberkahi adalah sekitar Masjid Al-Aqsha dan negeri-negeri Syam yang terdekat dan terdekat lagi, (Ibn Taimiyah, Manaaqib asy-Syam wa Ahluhu).
Kedua. Kiblat Pertama. Di sinilah manusia zaman sekarang, lebih khusus umat Islam banyak yang buta sejarah dan informasi terkait dengan kiblat pertama ini.
Walaupun dalam nash Hadis bersumber dari Al-Barra' disebutkan bahwa Nabi bersabda, "Kami shalat bersama Nabi menghadap Baitul Maqdis enam belas atau tujuh belas bulan kemudian mengubah arah menghadap Masjidil Haram," (HR. Al-Bukhari: 4492).
Tetapi hakikatnya, para Nabi, sejak Adam hingga Muhammad juga menunaikan ibadah shalat, walau syarat dan rukun-rukun shalat para nabi kita tidak dapatkan informasi lebih detail, namun yang pasti salah satu syaratnya adalah menghadap pada kiblat, dan kiblat para nabi adalah Masjid Al-Aqsha.
Merdeka dari Gigitan Anjing Gila: Momen Kemerdekaan ke-80 untuk Bebas Rabies 2030 |
![]() |
---|
Gaza: Pelaparan Sistematis dan Urgensi Persatuan Umat |
![]() |
---|
Ketika Hukum Dilecehkan: Kasus Silfester Matutina |
![]() |
---|
Kolaborasikan Isu Moderasi Beragama dan Ekoteologi, MAN Pinrang Gelar Workshop Konten Kreatif |
![]() |
---|
Transformasi Bawaslu menjadi Peradilan Khusus Pemilu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.