Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dialog Nasional Pemilu

Dialog Demokrasi di Unhas, Praktisi: Indonesia Hadapi Model Pemilu Baru di 2024 Lewat Anak Muda

Partisipasi anak muda dalam kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 terus menjadi perhatian.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM / FAQIH
Dialog Nasional Pemilu, Demokrasi dan Kedaulatan Pemuda di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Hasanuddin (Unhas), Jl Perintis Kemerdekaan, Rabu (13/12/2023). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Partisipasi anak muda dalam kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 terus menjadi perhatian.

Suara pemilih muda dinilai menjadi kunci dalam menentukan pemimpin Indonesia 5 tahun mendatang.

Hal ini pun menjadi topik Dialog Nasional Pemilu, Demokrasi dan Kedaulatan Pemuda di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Hasanuddin (Unhas), Jl Perintis Kemerdekaan, Rabu (13/12/2023).

Hadir sebagai narasumber Ketua KPU Sulsel Hasbullah, Guru Besar Fakultas Hukum Unhas Prof Faisal Abdullah, Demisioner Menteri Hubungan Masyarakat BEM Unhas Yusril Ihza.

Serta ada Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Arie Sujito.

Spesialnya, Deputi Pemberdayaan Pemuda Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Prof dr Asrorun Ni’am hadir membuka dialog.

Dalam pemaparan Dr Arie Sujito, dia mengklasifikasi anak muda dalam 4 kelompok.

Pertama kelompok pragmatis, berorientasi studi semata, kerja serta kemapanan karir dan ekonomi.

Kedua, para hedonis dengan mementingkan gaya hidup konsumtif.

Ketiga, anak muda fundamentalis sektarianisme yang ekslusif.

Serta golongan kritis aktivis menjadi agen perubahan.

Dalam kontestasi politik dan dinamika gerakan sosial, anak muda dihadapkan dengan tantangan realitas baru.

Sehingga membutuhkan perubahan paradigma yang relevan dan kontekstual serta pemikiran kritis.

Sebagian besar kaum muda dinilai makin terserap dengan kapitalis hedonisme sehingga perlu diimbangi dengan gerakan kritis.

“Proses tersebut melalui pendidikan politik berkelanjutan dengan teori, metodologi sampai bedah kasus,” lanjutnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved